Mudik Lebaran, Ketepatan Waktu Maskapai di Atas 70 Persen

Menhub Budi Karya Sumadi mengapresiasi tingkat ketepatan waktu atau OTP maskapai di atas 70 persen.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 19 Jun 2018, 19:15 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2018, 19:15 WIB
Menhub Budi Tinjau Pelayanan Arus Mudik di Bandara Halim Perdanakusuma
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi (kiri) (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Dari 3.000 slot penerbangan tambahan atau extra flight, ternyata hanya 400 slot penerbangan yang terpakai. Jumlah tersebut hanya sepertujuh dari slot yang disiapkan untuk angkutan Lebaran 2018.

“Segi tambahan slot itu ada 400 slot selama dua minggu sangat baik," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Jakarta, Selasa (19/6/2018).

Dengan demikian, sekalipun diberikan slot yang banyak sekitar 3.000, yang dipakai sepertujuhnya dinilai Budi Karya tidak masalah. Tapi yang paling penting adalah tingkat ketepatan waktu atau ontime performance (OTP) baik, sehingga tidak ada keluhan dengan keterlambatan pesawat.

Tingkat ketepatan waktu maskapai penerbangan mampu mencapai angka di atas 70 persen. Budi Karya sangat mengapresiasi capaian tersebut. Karena menurutnya, ini komitmen maskapai yang dinilai mampu melancarkan arus mudik Lebaran tahun ini.

“Praktis tidak ada keluhan keterlambatan. Jadi koordinasi antara AirNav, Angkasa Pura II, dan maskapai sangat baik. Meskipun slot dikasih banyak, mereka OTP baik,” kata mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu.

Sementara, Senior Manager Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta, M. Suriawan Wakan menambahkan, melambatnya pertumbuhan pergerakan pesawat ini, akibat perubahan pola maskapai yang sebelumnya menggunakan pesawat berbadan kecil atau narrow body, beralih menggunakan wide body atau badan besar.

“Tetap tumbuh untuk di Bandara Soekarno Hatta 0,24 persen, tapi pertumbuhan penumpang mencapai 6 persen atau rata-rata 200 ribu penumpang per hari,” kata Wakan.

KNKT Diminta Investigasi Penyebab KM Sinar Bangun Tenggelam di Danau Toba

Kondisi Cuaca Saat KM Sinar Bangun Karam di Danau Toba
Situasi Danau Toba dalam proses evakuasi korban tenggelam KM Sinar Bangun pada hari ke-2. (dok. Otoritas Danau Toba/Reza Efendi)

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan, tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan menyelidiki penyebab tenggelamnya Kapal Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara kemarin (18/6/2018). Selain itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Basarnas juga akan bertolak ke sana untuk memastikan kondisi para korban. 

"KNKT akan mengklarifikasi apa sebabnya. Dari sebabnya, akan kita lakukan improvement. Hari ini saya tugaskan Dirjen Darat, Ketua KNKT, Basarnas, dan Dirut Jasa Marga ke sana untuk untuk memastikan korban yang hilang, lebih cepat ditemukan," kata Budi Karya di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Selasa (19/6/2018).

Budi Karya mengatakan, sejauh ini Kemenhub baru menerima laporan penyebab KM Sinar Bangun tenggelam karena faktor alam dan cuaca buruk.

"Dari info yang kami peroleh di sana ada puting beliung, angin keras, dan ombak besar, jadi kapal enggak stabil. Dimungkinkan penumpang panik, sehingga kapal enggak stabil dan kecelakaan," terang mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) itu.

Untuk penyelidikan lebih lanjut, Budi Karya meminta kepada KNKT untuk melakukan penyelidikan atau investigasi lebih jauh akibat tenggelamnya kapal yang dikabarkan mengangkut sekitar 70 orang itu.

Budi Karya pun menyampaikan duka cita yang mendalam atas peritiwa tenggelamnya Kapal Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara yang memakan korban jiwa.

"Pertama kali saya turut berduka cita mendalam kepada keluarga korban KM Sinar Bangun yang meninggal dunia dan yang sampai sekarang belum ditemukan," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya