Dolar AS Menguat Selama Juni Picu Harga Emas Melemah

Harga emas melemah dan menandai titik nadir baru pada 2018. Hal itu didorong pergerakan dolar Amerika Serikat (AS).

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Jun 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2018, 06:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas melemah dan menandai titik nadir baru pada 2018. Hal itu didorong pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) sehingga mengurangi minat untuk permintaan emas.

Harga emas untuk pengiriman Agustus melemah USD 4,1 atau 0,3 persen. Harga emas tersebut terendah untuk kontrak paling aktif sejak 21 Desember.

"Dalam jangka pendek, harga emas tetap lebih rendah karena kekuatan dolar AS menjadi salah satu tren paling dominan," ujar Tyler Richey, Co-Editor the Sevens Report, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (21/6/2018).

Ia menambahkan, suku bunga rill juga belum bergerak banyak. Akan tetapi, risiko arus dana didorong kekhawatiran perang dagang sehingga menopang harga surat utang atau obligasi dan menekan imbal hasil. Di sisi lain, inflasi terus stabil.

"Emas mungkin ada penawaran dan setidaknya dapat mendorong kembali ke level USD 1.300 karena ekspektasi tingkat suku bunga riil akan menurun,” tambah dia.

Pergerakan dolar AS juga pengaruhi harga emas. Indeks dolar AS turun 0,1 persen pada perdagangan Rabu waktu setempat. Akan tetapi, indeks dolar AS telah naik hampir 1,1 persen pada Juni 2018. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik tipis 2,3 basis poin menjadi 2,915 persen.

 

Selanjutnya

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Penguatan dolar AS membebani komoditas terutama bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya. Meningkatnya imbal hasil obligasi juga menekan emas.

Namun, keuntungan dolar AS telah mengimbangi permintaan untuk emas batangan mengingat ketegangan perdagangan yang meningkat antara AS dan China. Biasanya aset investasi relatif aman termasuk emas menjadi pilihan di tengah ketidakpastian.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump meminta perwakilan perdagangan AS Robet Lighthizer untuk identifikasi produk China yang dapat dikenakan tarif 10 persen. Ini dapat meningkatkan kekhawatiran perang dagang.Selain itu, the Federal Reserve berencana menaikkan suku bunga dua kali lagi pada 2018.

Pada pertengahan Juni, the Federal Reserve telah menaikkan suku bunga acuan sekitar 25 basis poin atau 0,25 persen. Hal tersebut mendorong imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun menguat.

Sementara itu, harga logam lainnya yaitu harga perak turun 0,1 persen menjadi USD 16.309 per ounce. Harga tembaga untuk pengiriman Juli melemah 0,2 persen. Harga platinum naik 1,1 persen menjadi USD 874 per ounce.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya