Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan sektor akuakultur menjadi bagian penting dalam ekonomi nasional.
Direktur Perbenihan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Coco Kokarkin Soetrisno menuturkan, sebagai bagian dari sumber daya ekonomi maritim, akuakultur memiliki nilai ekonomi sumberdaya yang luar biasa besar.
"Pada sisi makro, akuakultur berpotensi dapat menggenjot kontribusi sektor perikanan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia," kata Coco dalam acara Indo Fisheries 2018 Expo Forum Industri Perizinan di Era Digitalisasi, di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Advertisement
Coco mengatakan, kontribusi sektor akuakultur pada 2017 mencapai 2,57 persen terhadap PDB Indonesia. Sedangkan dari sisi mikro, akuakultur juga berpotensi dalam meningkatkan struktur ekonomi masyarakat khususnya dalam meningkatan pendapatan.
Baca Juga
"Peluang itu tentunya harus ditangkap melalui pemanfaatan sumberdaya akuakultur secara optimal," ujar dia.
Oleh karena itu, faktor efisiensi kata dia mutlak untuk didorong dalam mempercepat pengembangan kapasitas usaha di tingkat masyarakat maupun industri.
"Tentunya tidak bisa dilepaskan dari ketersediaan input teknologi yang efisien, mutu produk yang terjamin, dan rantai sistem produksi yag efisien dari hulu hingga hilir," kata dia.
Sektor akuakultur merupakan salah satu dari 11 sektor ekonomi kelautan Indonesia. Sektor tersebut merupakan sektor perikanan budidaya. Akuakultur ini dapat hasilkan protein hewani berupa ikan, moluska, udang, lobster, kepiting dan rajungan. Sektor usaha ini juga hasilkan rumput laut, teripang, invertebrate dan lainnya.
Sebelumnya, Direktur Perbenihan KKP, Coco Kokarkin Soetrisno, mengungkapkan digitalisasi sistem informasi akuakultur memiliki arti penting dalam mendorong terjadinya transformasi sistem bisnis yang lebih efisien. Terlebih saat ini telah hadir berbagai macam start up yang berorientasi pada bidang akuakultur.
"Inisiatif dalam start up pada stakeholders saat ini, memberikan manfaat media sharing informasi khususnya era digitalisasi sehingga kehadiran start up dapat menjadi peluang sub sektor akuakultur memiliki nilai ekonomi," kata dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Ada Startup Dorong Daya Saing Industri Perikanan RI
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pengembangan inovasi sistem informasi berbasis digital. Hal ini guna menjamin konektivitas rantai sistem bisnis akuakultur.
Direktur Perbenihan KKP Coco Kokarkin Soetrisno mengungkapkan, digitalisasi sistem informasi akuakultur memiliki arti penting dalam mendorong terjadinya transformasi sistem bisnis akuakultur yang lebih efisien. Terlebih saat ini telah hadir berbagai macam startup yang berorientasi pada bidang akuakultur.
"Inisiatif dalam start up pada stakeholders saat ini, memberikan manfaat media sharing informasi khususnya era digitalisasi sehingga kehadiran startup dapat menjadi peluang subsektor akuakultur memiliki nilai ekonomi," paparnya dalam acara Indo Fisheries 2018 Expo Forun Industri Perijanan di Era Digitalisasi, di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu 4 Juli 2018.
"Saya berkeyakinan dengan berkerjasama dengan berbagai pihak, akan mampu membuat kita berdaya saing, dan akan percepataan pemanfaatan potensi akuakultur," tambahnya.
Coco menjelaskan akan pentingnya pemanfaatan teknologi khususnya untuk para nelayan. Tak bisa dipungkuri kata dia revolusi industri 4.0 atau era industri digital sudah berada di depan mata. Pada era ini, sebagian besar kegiatan perekonomian akan menggunakan teknologi digital.
"Di era globalisasi ini jalan satu-satunya adalah berdaya saing tinggi tidak lepas dari teknologi efisien. Sebagaimana kita ketahui Pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla telah melakukan peta jalan 4.0 di mana ada penggabungan teknologi industri dan internet. Tentu ini menjadi ajang baru mengisi sektor akuakultur berbasis teknologi " ujar dia.
Untuk itu, KKP sudah mengembangkan aplikasi berbasis digital. Hal itu guna mempermudah segala proses perizinan dan memungkinkan akan lebih efisiensi.
"Kita dari KKP juga sudah membuat aplikasi bisnis akuakultur diharapkan mendapat memutus mata rantai agar lebih efisien," pungkasnya.
Diketahui, pemanfaatan teknologi informasi berbasis digital telah dilakukan KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) yaitu antara lain sistem perizinan online melalui aplikasi kegiatan usaha bisnis akuakultur (AKUBISA) yang meliputi izin pemasukan ikan hidup (SIAPIH), izin pengangkutan ikan hidup hasil budidaya (SIKPI), serta rekomendasi pembudidayaan ikan penanaman modal (RPIPM)
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement