Liputan6.com, Jakarta - Lebaran sudah berlalu hampir satu bulan. Meski demikian, harga daging masih bergejolak, ada yang sudah stabil, dan masih ada yang melambung.
Di Pasar Palmerah, harga daging ayam masih bertengger di kisaran Rp 60 ribu per kilogram (kg). Harga tersebut naik ketimbang Mei lalu. Saat itu harga daging ayam masih di kisaran antara Rp 54 ribu. Harga pun terbilang sama seperti saat Lebaran.Â
Salah satu pedagang ayam potong Sofia (55) menuturkan, harga saat Lebaran justru lebih baik. Tercatat, saat ini harga paha ayam Rp 40 ribu per kg, kemudian dada sampai Rp 60 ribu per kg.
Advertisement
Baca Juga
Untuk kulit dan usus, masing-masing dibanderol seharga Rp 24 ribu dan Rp 25 ribu per kg. Sementara, harga ayam per ekor Rp 55 ribu per kg dan ayam hidup Rp 32 ribu. Saat ditanya perbandingan harga sekarang dan Lebaran, Sofia menyebut keadaan harga pada saat ini justru kembali naik.
"Lebaran mendingan. Parahan sekarang. Cuma naik Rp 2 ribuan. Sekarang ayam hidup kisaran Rp 32 ribu. Sesudah Lebaran turun, sekarang naik, jadi mahal lagi," ucap dia kepada Liputan6.com di Pasar Palmerah, Jakarta, Jumat (13/7/2018).
Lantaran masalah harga dan pasokan, terkadang banyak pedagang yang tutup dagangannya. Menghadapi hal ini, pembeli pun menyiasati dengan membeli setengah kilogram saja menjadi Rp 30 ribu per kg.
Sementara, sesuai dengan prediksi Menteri Perdagangan (Mendag) harga daging sapi sudah kembali normal. Tercatat, di Pasar Palmerah harga daging sapi sudah menjadi Rp 120 ribu per kilogram.
"Sudah stabil. Jadi Rp 120 ribu ker kilogram, sebelumnya Rp 130 ribuan," ujar seorang pedagang yang menolak menyebutkan namanya.
Kata Pedagang soal Kenaikan Harga Ayam di Bandung
Sebelumnya, harga daging ayam di seluruh pasar Kota Bandung dan sekitarnya merangsek naik. Hal ini disayangkan para penjual dan pembeli daging ayam yang bisa berdampak pada kerugian usahanya.
Ketua Perhimpunan Bandar dan Pedagang Ayam Jawa Barat, Yoyo Sutarya mengatakan hingga Kamis, 12 Juli 2018, harga daging ayam potong mencapai Rp 42 ribu - 44 ribu per kilogramnya. Pemicunya karena modal untuk 1 kilogram ayam sudah mencapai Rp 40 ribu. Selain itu, kenaikan harga daging ayam juga dipicu kelangkaan stok ayam.
"DOC (day old chick) sesudah dua minggu sejak Lebaran tidak masuk barangnya. Yang kami pertanyakan kenapa pengusaha tidak bertanggung jawab atas kelangkaan ini," ujar Yoyo ketika dihubungi Liputan6.com, Kamis, 12 Juli 2018.
Akibat kelangkaan ini hanya segelintir pengusaha yang memiliki stok ayam. "Yang punya stok ayam diternak paling sekitar satu dua saja," kata dia.
Menyikapi kenaikan harga daging ayam, Yoyo mengakui para pedagang saat ini resah. Bahkan, ia menyebut, 500 anggotanya saat ini sudah tidak berjualan.
"Pedagang sudah resah ya sebenarnya hampir 40 persen sudah tidak jualan. Selain itu, tukang ayam filet juga tidak ada barang dan harus bisa menjual Rp 60 ribu per kilogramnya," ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi kenaikan harga sudah terasa sejak dua minggu lalu. Padahal, dalam harga normal, harga daging ayam potong berkisar di harga Rp 32 ribu dan harga daging ayam filet Rp 45 ribu.
Selain pedagang, warga juga ikut mengeluhkan terkait mahalnya harga daging ayam potong. "Bukan pusing lagi, tapi bingung mau dijual lagi berapa," ujar Sabria (47), salah satu pemilik rumah makan.
Dua pekan lalu, Sabria mengaku membeli Rp 39 ribu per kilogram. "Sebelum harga ayam seperti sekarang, saya jual ayam untuk per ekor ukuran sekilo Rp 75 ribu. Sekarang harga bumbu saja ikut naik," tuturnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement