Caplok Saham Freeport, Inalum Tak Dapat Pinjaman dari Bank BUMN

Ada 11 bank yang siap memodali Inalum untuk membeli saham Freeport Indonesia.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Jul 2018, 10:56 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2018, 10:56 WIB
banner Freeport
Perubahan Status Kontrak Freeport Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan bahwa kucuran kredit yang didapat oleh PT Indonesia Asaham Alumunium (Inalum) untuk mengakuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia tidak berasal dari bank BUMN.

Deputi Jasa Keuangan, Survei dan Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, tidak ada perbankan BUMN menyalurkan kredit ke Inalum. Tidak ada," kata Gatot seperti dikutip dari Antara, Senin (16/7/2018).

Gatot memastikan hal tersebut berulang kali. Dia mengatakan pinjaman yang diajukan Inalum untuk pembelian saham Freeport akan lebih banyak disalurkan oleh bank bukan milik pemerintah.

Namun, Gatot tidak merinci entitas bank yang akan menjadi kreditur Inalum tersebut.

Sebelumnya, Inalum memastikan telah mendapat pinjaman dari bank untuk membeli saham Freeport Indonesia sebesar USD 3,85 miliar yang ditargetkan selesai dalam dua bulan.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, ada 11 bank yang siap memodali Inalum untuk membeli saham Freeport Indonesia. Namun dia belum bisa menyebutkan 11 bank tersebut.

"Ada 11 bank yang siap membantu mendanai transaksi. Belum bisa bicara (bank-nya)," kata Budi, di Kantor Kementerian Keuangan pada Kamis 12 Juli 2018.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sesuaikan Kebutuhan

Saham PT Freeport
CEO PT Freeport Richard Adkerson dan Dirut Inalum Budi Gunadi Sadikin bersama Menkeu, Menteri ESDM, Menteri BUMN dan Menteri LHK usai penandatanganan pengambilalihan saham 51% PT Freeport Indonesia di Jakarta, Kamis (12/7). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Budi, besaran kucuran dana dari perbankan untuk membeli saham seharga USD 3,85 miliar belum ditentukan‎, namun akan disesuaikan dengan kebutuhan. Sementara, saat ini Inalum memili uang sebesar USD 1,5 miliar.

"Masih didiskusikan. Tapi posisi cash Inalum sendiri kan sekitar mendekati USD 1,5 miliar, itu holding," tuturnya.

Dia menyebutkan, dari harga saham USD 3,85 miliar, terdiri dari hak partisipasi Rio Tinto USD 3,5 miliar dan sisanya saham Indocopper USD 350 juta. Budi menargetkan penyelesaian pembayaran bisa dilakukan dalam dua bulan ke depan.

‎"Kami harapkan dalam 2 bulan bisa selesai. Seluruh dokumentasi sekarang supaya transaction closing-nya jadi semua," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya