Pembebasan Lahan Selesai, Pembangunan Fisik Bandara Kulon Progo Dimulai

Pada April 2019, ditargetkan pembangunan landas pacu sepanjang 3.000 meter dan taxiway Bandara Kulon progo bisa tuntas 100 persen.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Jul 2018, 16:41 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2018, 16:41 WIB
Relokasi Warga di Lokasi Bandara Kulon Progo
Warga terdampak bandara baru Kulonprogo enggan pindah ke lokasi relokasi. (Liputan6.com/ Yanuar H)

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) telah menuntaskan pembayaran pembebasan lahan untuk pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta yang berlokasi di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Juru Bicara Proyek Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta Agus Pandu Purnama mengatakan, proses pengosongan lahan berlangsung selama dua hari sejak Kamis kemarin berhasil merobohkan 33 rumah dan satu gudang milik 36 Kepala Keluarga (KK) dari total 518 KK yang berada di lokasi Izin Penetapan Lokasi (IPL) bandara.

"Kami bersyukur bahwa proses pengosongan dan relokasi warga ini berlangsung dengan lancar dan kondusif," kata Agus, di Jakarta, Sabtu (21/7/2018).

Dengan demikian, lahan seluas 587,3 hektare di Kecamatan Temon, Kulon Progo ini siap untuk memasuki tahapan pembangunan fisik Bandara Internasional Yogyakarta, yang akan dilakukan oleh kontraktor PT Pembangunan Perumahan (PTPP).

Pada April 2019, ditargetkan landas pacu sepanjang 3.000 meter dan taxiway tuntas 100 persen, sementara apron dan bangunan terminal selesai 50 persen, sehingga bandara sudah bisa dioperasikan.

“Dengan kondisi ini saja, artinya sudah 5 kali lipat dari kapasitas Bandara Adisutjipto. Secara keseluruhan, Bandara Internasional Yogyakarta ini ditargetkan selesai pada Triwulan I 2020,” jelas Agus.

Dalam waktu bersamaan dengan pengosongan lahan, dilakukan konstruksi bandara dimulai di lokasi terpisah. Sehingga tahapan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta memasuki proses konstruksi, dengan target operasi pada April 2019.

“Terima kasih kami sampaikan khususnya kepada warga terdampak yang telah menerima proses ini. Bahkan beberapa diantaranya meminta bantuan relawan kami untuk membereskan barang-barangnya, mencopot kusen, atau menurunkan genteng rumah. Semua kami fasilitasi, termasuk mengantarkannya ke rumah susun, rumah kontrakan, maupun ke rumah saudaranya sesuai permintaan mereka,” kata Agus. ‎

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tempat Tinggal Gratis

Relokasi Warga di Lokasi Bandara Kulon Progo
Warga terdampak bandara baru Kulonprogo enggan pindah ke lokasi relokasi. (Liputan6.com/ Yanuar H)

Angkasa Pura I memberikan beberapa alternatif tempat tinggal gratis bagi warga terdampak yang belum memiliki rumah, yaitu berupa rumah susun (rusun) Triharjo milik Pemerintah Kabupaten Kulon Progo di Kecamatan Wates dan Perumahan Magersari yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kecamatan Temon.

Selain itu juga bisa tinggal di rumah-rumah warga yang telah disewa Angkasa Pura I yang lokasinya tidak terlalu jauh dari lokasi proyek. Fasilitas seperti air bersih, listrik, serta perabotan inti juga telah tersedia di dalam hunian tersebut.

“Beberapa barang milik warga yang belum memutuskan lokasi pindah akan kami jaga dan amankan di rusun atau di rumah sewa. Hewan ternak juga akan kami beri makan dan dititipkan di tempat penampungan," kata agus. 

"Warga dapat menghubungi Kantor Help Desk Proyek Bandara Internasional Yogyakarta untuk memastikan keberadaan harta bendanya, karena kami hanya bertanggung jawab selama tiga hari untuk menjaga barang-barang tersebut,” lanjutnya. 

Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi menambahkan, pihaknya akan melakukan percepatan pekerjaan fisik Bandara Internasional Yogyakarta ini.

"Kami tetap optimistis target tidak akan meleset. Harapan masyarakat sudah sangat tinggi, jangan sampai harapan masyarakat tidak terkabul. Untuk itu, kami akan mengupayakan dapat selesai secepatnya. Kami akan memonitor secara khusus proyek ini," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya