Pidato di Forum Ekonomi Dunia, Jokowi Sebut 'Thanos' Keliru

Jokowi menggambarkan kondisi perekonomian dunia saat ini seperti dalam film Avengers: Infinity War.

oleh Nurmayanti diperbarui 13 Sep 2018, 15:29 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2018, 15:29 WIB
Jokowi Sampaikan Pidato di Pembukaan World Economic Forum
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan pidatonya pada pembukaan World Economic Forum on ASEAN di National Convention Centre di Hanoi, Vietnam, Rabu (12/9). (NHAC NGUYEN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menghadiri acara World Economic Forum (WEF) yang berlangsung di National Convention Center, Hanoi, Vietnam. Pada forum ini, Jokowi berkesempatan memberikan pidatonya.

Dalam pidatonya, orang nomor satu di Indonesia ini membeberkan kondisi perekonomian dunia. Hal yang berbeda, Jokowi menggambarkan kondisi perekonomian dunia saat ini seperti dalam film Avengers: Infinity War.

Dia pun menyebut soal salah satu tokoh dalam film tersebut, yakni Thanos. Ini merupakan salah satu tokoh antagonis pada film besutan Hollywood tersebut.

"Perang yang tak terbatas. Sosok bernama Thanos mengancam memusnahkan setengah populasi bumi, karena ia percaya sumber daya planet Bumi terbatas," begitu Jokowi menulis dalam akun media sosial Instagram @jokowi, Kamis (14/9/2018).

Menurut Jokowi, Thanos keliru soal masalah sumber daya manusia tersebut.

"Di hadapan sejumlah pemimpin negara yang hadir pada World Economic Forum on ASEAN di Hanoi siang tadi, saya mengatakan bahwa pada kenyataannya sumber daya untuk umat manusia tidak terbatas," jelas dia.

Dia mencontohkan pada perkembangan teknologi yang telah menghasilkan peningkatan efisiensi, memberi manusia kemampuan untuk memperbanyak sumber daya lebih dari sebelumnya.

"Ekonomi kita sekarang lebih ringan dalam hal berat dan volume fisik. Dalam 12 tahun terakhir, total berat dan volume televisi, kamera, pemutar musik, buku, surat kabar, dan majalah telah tergantikan oleh ringannya ponsel pintar dan tablet," Jokowi melanjutkan.

Contoh lain, dia menuturkan bagaimana pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang besar dan berat, sudah mulai diganti oleh panel surya yang tipis dan ringan.

"Sudah saatnya peningkatan ekonomi didorong bukan lagi dari sumber daya alam, melainkan sumber daya manusia yang tidak terbatas," dia mengakhiri.

 

Jokowi Targetkan Perdagangan RI-Vietnam Capai USD 10 Miliar di 2020

Suasana Penyambutan Presiden Jokowi di Vietnam
Presiden Indonesia Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana foto bersama Presiden Vietnam Tran Dai Quang dan Ibu Negara Vietnam Nguyen Thi Hien di Istana Kepresidenan, Hanoi, Vietnam (11/9). (AFP Photo/Pool/Luong Thai Linh)

Indonesia dan Vietnam berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan. Tren perdagangan kedua negara yang terus meningkat beberapa waktu belakangan akan terus digali potensinya dan dikembangkan untuk kemajuan kedua negara.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pernyataan pers bersama usai bertemu dengan Presiden Vietnam Trần Đại Quang di Istana Kepresidenan Vietnam, Hanoi, Selasa (11/9/2018) mengutip laman Sekretariat Kabinet.

“Dalam tiga tahun belakangan ini tren perdagangan kita cukup baik dan mencapai nilai USD 6,8 miliar. Kita ingin nantinya pada tahun 2020 perdagangan kita bisa mencapai USD10 miliar,” ujar dia.

Salah satu upaya yang hendak dilakukan kedua negara, menurut Presiden Jokowi, ialah menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan yang saat ini masih terjadi, termasuk ekspor produk otomotif Indonesia.

“Saya tadi telah meminta perhatian Presiden Trần Đại Quang agar hambatan-hambatan perdagangan dapat dihilangkan, termasuk produk-produk otomotif Indonesia,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga menyampaikan keinginan para investor Indonesia untuk mengembangkan investasinya di Vietnam. Untuk diketahui, lanjut Presiden Jokowi, investor Indonesia merupakan salah satu investor tertua dan pertama yang ada di Vietnam.

“Oleh sebab itu, tadi saya menitipkan kepada Presiden Trần Đại Quang untuk dapat melindungi investor Indonesia dan memberikan perlakuan yang adil dan baik,” imbuhnya.

Lebih jauh, Indonesia dan Vietnam juga akan meningkatkan kerja sama di sejumlah bidang lainnya. Keduanya sepakat untuk bekerja sama dalam hal pemberantasan pencurian ikan ilegal di perairan masing-masing.

“Oleh karena itu, pemerintah menandatangani joint communique IUU (illegal, unreported, and unregulated) Fishing pada kunjungan ini. Ini sangat penting artinya,” kata Presiden.

Kemudian, baik Presiden Joko Widodo dan Presiden Trần Đại Quang juga sepakat untuk mengintensifkan penyelesaian pembahasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) kedua negara.

Tonton Video Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya