Masyarakat Sungai Boh Kini Tak Lagi Beli Premium Rp 20 Ribu per Liter

Program BBM satu harga merupakan wujud dukungan Pertamina untuk menyalurkan BBM dengan harga yang sama hingga ke wilayah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 13 Sep 2018, 19:05 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2018, 19:05 WIB
Ilustrasi harga BBM.
Ilustrasi harga BBM. (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina mengoperasikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Bahan Bakar Minyak (BBM ) Satu Harga di Desa Mahak Baru, Kecamatan Sungai Boh, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.

Region Manager Communication and CSR Pertamina Kalimantan Yudi Nugraha menyatakan, program BBM satu harga merupakan wujud dukungan Pertamina untuk menyalurkan BBM dengan harga yang sama hingga ke wilayah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T).

Hal ini sesuai dengan amanah pemerintah, yang terus berupaya untuk mewujudkan kedaulatan energi hingga ke pelosok Indonesia.

Alhamdulillah, hari ini SPBU yang telah lama dinanti oleh masyarakat Kecamatan Sungai Boh telah diresmikan. Jangan bayangkan bangunan megah seperti SPBU di perkotaan. Yang terpenting adalah masyarakat memiliki akses yang dekat dengan salah satu sumber penggerak roda perekonomian warga ini," kata dia di Jakarta, Kamis (13/9/2018).

Yudi melanjutkan, produk yang dijual di SPBU Kompak ini adalah BBM jenis Solar bersubsidi dengan harga Rp 5.150 per liter dan Premium Rp 6.450 per liter, Keduanya dijual dengan harga yang sama dengan wilayah perkotaan.

Dengan kehadiran SPBU BBM satu harga, maka masyarakat di wilayah tersebut tidak lagi membeli BBM jenis premium di pengecer dengan harga hingga Rp 20 ribu atau menempuh jarak hingga 167 KM untuk menjangkau lembaga penyalur resmi BBM terdekat.

Sebelum diresmikan, SPBU ini telah diujicobakan operasionalnya sejak 4 Agustus 2018. Secara sarana dan prasarana, SPBU ini dilengkapi dengan 1 nozzle untuk masing-masing produk dan 100 drum untuk menampung BBM yang disalurkan ke wilayah yang memiliki total penduduk sekitar 3.000 jiwa ini.

Yudi mengungkapkan, penyaluran BBM ke Sungai Boh sangat menantang. BBM didistribusikan menggunakan kapal Self Propelled Oil Barge (SPOB) dengan muatan 180 kilo liter (kl) dari Terminal BBM Samarinda, kemudian berlayar melintasi Sungai Mahakam menuju dermaga di wilayah Long Bagun yang memakan waktu hingga tujuh hari.

Tidak berhenti di situ, BBM kemudian dipindahkan ke drum khusus atau Intermediate Bulk Containers (IBC) dan diangkut menggunakan mobil selama kurang lebih 8 jam dengan jarak hingga 163 Km ke Kecamatan Sungai Boh.

“Distribusi yang sangat kompleks ini tetap kami laksanakan dengan harapan agar Kecamatan Sungai Boh dapat lebih berkembang. Dengan menggeliatnya roda perekonomian tentunya dapat membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat”, tandasnya.

 

Pertamina Resmikan 2 SPBU Baru di Pedalaman Papua

PT Pertamina (Persero) bersama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Papua, yakni SPBU Kompak 86.995.16 Wamena di Kabupaten Jayawijaya dan SPBU Kompak 86.995.17 Bokondini di Kabupaten Tolikara.

Kedua SPBU Kompak ini merupakan titik ke-12 dan ke-13 yang diresmikan oleh Pertamina pada 2018. Peresmian SPBU Kompak ini juga merupakan realisasi komitmen pemerintah melalui Program BBM Satu Harga yang dijalankan oleh Pertamina untuk menyediakan BBM dengan harga sama seperti wilayah lain di Indonesia. 

Dengan keberadaan SPBU baru tersebut, Bupati Jayawijaya dan Bupati Tolikara menyambut baik peresmian program ini, dan berasumsi langkah tersebut akan mendorong perekonomian daerah.

"BBM Satu Harga bertujuan agar BBM yang sama dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Dengan diresmikannya SPBU Kompak di Wamena dan Tolikara, diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk memperoleh BBM," ungkap Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Yuli Rachwati dalam keterangan tertulis, Senin (10/9/2018).

Yuli menyebutkan, di wilayah Kabupaten Tolikara sebelumnya belum memiliki lembaga penyalur sehingga SPBU Bokondini menjadi yang pertama di Tolikara. 

"Selama ini masyarakat Tolikara mendapatkan suplai BBM dari Wamena, kami harapkan masyarakat dapat dimudahkan dengan beroperasinya SPBU Kompak di Tolikara ini. Kami berharap agar BBM solar dan premium ini dapat tersalurkan dengan tepat sasaran bagi masyarakat dengan harga yang ditetapkan pemerintah sehingga dapat mendorong perekonomian daerah," tambah dia. 

Dia pun menyatakan, dukungan dari BPH Migas bekerja sama dengan Pemda dan TNI/Polri sangat diperlukan agar penyaluran BBM di Wamena dan Tolikara berjalan lancar.

Sementara itu, Unit Manager Communication & CSR MOR VIII, Eko Kristiawan mengungkapkan perlunya dukungan dari pemerintah Kabupaten Jayawijaya dan Tolikara untuk pendistribusian di wilayahnya sehingga dapat tersalurkan dengan tepat sasaran.

Eko mengatakan, supply point SPBU Wamena dan Bokondini berasal dari TBBM Jayapura yang disalurkan menggunakan moda transportasi udara yang ditempuh selama 1 jam ke Wamena dan 3 jam ke Tolikara. 

SPBU Kompak Wamena mendapatkan alokasi sebesar 60 KL per bulan dengan rincian 15 KL solar dan 45 KL premium. Sementara SPBU Bokondini 85 KL dengan alokasi 10 KL solar dan 65 KL premium.

"SPBU Kompak ini diharapkan bisa bermanfaat untuk masyarakat agar tidak kesulitan mendapatkan BBM di Wamena dan Tolikara," ujar Eko.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya