95 Persen SPBU Pertamina Sudah Jual Solar Campur Sawit

Adapun kewajiban penggunaan bahan bakar dengan campuran minyak kelapa sawit ini sudah mulai diterapkan sejak 1 September 2018.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 03 Sep 2018, 19:53 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2018, 19:53 WIB
SPBU.
Petugas mengisi BBM ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Tbk Nicke Widyawati menyebutkan bahan bakar jenis Biosolar 20 Persen atau B20 kini sudah tersebar sebanyak 95 persen di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik perseroan di seluruh Indonesia.

Sebagai informasi, Pertamina sendiri saat ini memiliki sebanyak 5.518 unit SPBU di seluruh penjuru Tanah Air.

"Sekarang 95 persen SPBU kami sudah menyediakan B20. Untuk yang 5 persennya itu belum, ada di kawasan timur," ungkap dia di Jakarta, Senin (3/9/2018).

Adapun kewajiban penggunaan bahan bakar dengan campuran minyak kelapa sawit ini sudah mulai diterapkan sejak 1 September 2018 lalu, baik kepada perusahaan yang bersifat Public Service Obligation (PSO) maupun non-PSO.

Nicke melanjutkan, dari sekitar 112 Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) yang ada di Indonesia, masih ada 52 TBBM yang selama ini belum mendapat pasokan B20. Mengatasi kendala itu, ia mengatakan, akan memanfaatkan keberadaan 6 TBBM utama untuk menyalurkan Biosolar ke terminal kecil di sekitar.

"Ini kita sudah sepakati dengan supplier Fame (fatty acid methyl este), itu akan disuplai ke 6 tbbm utama. Kemudian 6 tbbm utama ini kirim lewat laut ke situ," ujar Nicke.

"Itu khususnya di Indonesia timur seperti di Papua. Itu kan TBBM utamanya seperti di Wayame, yang kalau tidak salah menyuplai ke 12 atau 14 tbbm di sekitarnya," tambahnya.

Dia menceritakan, penyebab terkendalanya penyaluran B20 di 5 persen SPBU sisa lantaran banyak TBBM kecil yang secara infrastruktur belum memadai. Namun, ia optimis, kendala ini dapat segera teratasi.

"Kita yakin bahwa Indonesia Timur akan berkembang. Karena infrastruktur fisik sudah mulai dibangun di sana, sehingga kebutuhan BBM di sana juga akan meningkat," tukas dia.

Bos Pertamina Kenalkan Biodiesel 20 Persen di Dua SPBU

Kementerian ESDM telah resmi memperluas penerapan kewajiban pencampuran Biodiesel 20 persen (B20) untuk Public Service Obligation (PSO) ataupun non-PSO, sejak 1 September 2018. (Maul/Liputan6.com)
Kementerian ESDM telah resmi memperluas penerapan kewajiban pencampuran Biodiesel 20 persen (B20) untuk Public Service Obligation (PSO) ataupun non-PSO, sejak 1 September 2018. (Maul/Liputan6.com)

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Tbk Nicke Widyawati melakukan kunjungan ke dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik perseroan di kawasan Kuningan dan Matraman, Jakarta, Senin (3/9/2018).

Hal itu dilakukannya untuk peringati Hari Pelanggan Nasional yang akan jatuh pada 4 September 2018. Pada kesempatan tersebut, ia turut menyapa para pelanggan sekaligus memperkenalkan kehadiran bahan bakar baru dalam bentuk biodiesel 20 persen atau B20 yang telah diluncurkan sejak 1 September 2018.

Dia mengatakan, tugas ini dilakukannya demi mengimplementasikan mandatori terkait B20 yang pemerintah bebankan baik kepada perusahaan PSO maupun non-PSO.

"Kami mau mendedikasikan manfaatnya. Tadi ada sopir Kopaja yang mengaku, ternyata B20 lebih baik dan lebih irit. Saya juga menekankan, sekaligus harus dipahami bahwa B20 lebih baik untuk lingkungan," ungkap dia di SPBU COCO Kuningan, Jakarta.

Dia menambahkan, aturan penggunaan B20 ini wajib diterapkan oleh berbagai pihak pemakai biosolar, baik individu maupun sektor industri. Selain itu, ia menyampaikan, publik  mengapresiasi keberadaan bahan bakar ini.

"Alhamdulillah pelanggan menilai B20 lebih baik untuk kendaraannya," ucap Nicke.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya