Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 12 September 2018. Salah satu agenda dalam RUPSLB tersebut, Jusman Sfafii Djamal sebagai Komisaris Utama yang juga mantan Menteri Perhubungan 2007-2009, digantikan Agus Santoso.
Keduanya sama-sama lulusan ITB dan memulai karier di Industri Pesawat Terbang Nusantara era setelah 1980.
Jusman mengatakan, Agus Santoso memang tidak asing dalam dunia penerbangan Indonesia. Dia berkecimpung di dunia penerbangan sudah 33 tahun sejak memulai karier sebagai Struktur Engineer Industri Pesawat Terbang Nusantara IPTN di era BJ Habibie.
Advertisement
Sebelumnya, Agus Santoso menjabat sebagai Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Baca Juga
"Diangkatnya Agus Santoso sebagai Komisaris Utama di Garuda Indonesia, diharapkan membawa angin segar buat maskapai kebanggaan Indonesia ini. Dilihat dari rekam jejaknya selama menjabat menjadi Dirjen Perhubungan Udara, banyak prestasi dan sumbangsih positif significant bagi dunia penerbangan di Indonesia," kata Jusman, Jumat (14/9/2018).
Dia menjabarkan, selama menjabat Dirjen Perhubungan Udara, Agus Santoso berhasil mencabut larangan terbang maskapai Indonesia di Eropa. Semua maskapai Indonesia pun secara teknis bebas terbang ke seluruh dunia. Prestasi ini berhasil melejitkan nama baik penerbangan Indonesia di dunia internasional.
"Setelah 11 tahun Indonesia menunggunya akhirnya kini bisa dilepas semuanya. Agus merupakan ahli struktur pesawat terbang junior saya yang memulai kariernya sebagai engineer di Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), sehingga ia merupakan orang yang tepat. Di tangannya ban Indonesia dicabut," ucap Jusman.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Naikkan Rating Indonesia
Agus juga memiliki deretan prestasi lain, di antaranya menaikkan peringkat Indonesia di dunia internasional untuk masalah keselamatan penerbangan dengan nilai pemenuhan keselamatan penerbangan Indonesia melampaui rata-rata dunia, yakni 80,34 persen dari standar 60 persen (Global Aviation Safety Plan). Indonesia pun melompati 97 negara, dari urutan 155 menjadi posisi 58.
Lebih dari itu, selama kurun waktu jabatannya sebagai Dirjen Udara terealisasi zerro passenger fatal accident (tidak ada penumpang meninggal akibatkan kecelakaan pesawat)
Sementara itu, Komisaris Garuda Maintenance Facility Hari Muhammad menambahkan dari laporan KNKT bahwa selama 2017 jumlah insiden paling sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Agus adalah ahli airworthiness di mana selama memimpin Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub bisa tercipta zero passenger fatal accident. Capaian tersebut menjadi harapan seluruh penumpang pesawat terbang," ujarnya.
Advertisement