Biaya Pembangunan Rumah Instan Cuma Rp 27 Juta

Selain murah, Risha juga terbukti sudah tahan gempa hingga magnitudo 9.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Sep 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2018, 17:00 WIB
(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Rumah instan sederhana sehat (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendengungkan pembuatan hunian alternatif tahan gempa dalam bentuk Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha).

Cukup dengan biaya sekitar Rp 27 juta saja, masyarakat sudah dapat membeli perlengkapan dan peralatan properti untuk membangun Risha.

Kepala Seksi Layanan, Balitbang Tata Bangunan dan Lingkungan, Puslitbang Perumauan dan Permukiman Kementerian PUPR, Muhajirin, menjelaskan bahwa ukuran standar rumah ini adalah 3m x 3m atau 9 meter persegi.

"Jadi Risha ini ukuranya modul 3x3. Jadi kalau seseorang ada yang ingin membangun Risha itu bisa tergantung dari kondisi keuangannya, misalnya saat ada uang sisi lebar rumahnya bisa ditambah jadi tipe 18. Tapi dengan modul 3x3 tetap bisa disebut Risha juga," paparnya.

Untuk membangun Risha ini, Muhajirin melanjutkan, dibutuhkan bahan dasar berupa kolaborasi antara panel 1, panel 2 dan panel 3. Bila dihitung, biaya total pembuatan rumah instan sederhana sehat memakan biaya sekitar Rp 27 juta untuk tipe 36.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tahan gempa

Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) jadi solusi rekonstruksi rumah yang rusak atau hancur akibat gempa.(Foto: Kementerian PUPR)
Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) jadi solusi rekonstruksi rumah yang rusak atau hancur akibat gempa.(Foto: Kementerian PUPR)

Selain murah, Risha juga terbukti sudah tahan gempa hingga kekuatan 9 skala Richter. Pembentukannya pun bisa turut memanfaatkan bahan baku properti dari bekas rumah yang telah hancur akibat guncangan dahsyat.

"Kayak gempa di Lombok. Karena tidak semua rumahnya hancur, jadi masih ada bagian yang bisa dipakai seperti pintu, kusen, termasuk bahan bangunannya. Mungkin untuk aplikatornya lebih ke pemasangan panel Risha-nya sendiri," ungkap Muhajirin.

"Memang hasil uji itu 9 skalaliter, kacanya tidak pecah. Di pusat gempa, lokasi di daerah Lombok utara, bangunan ini ada yang dipakai untuk sekolah adat. Itu tidak runtuh. Jadi kalau di pengujian goyang posisinya kembali ke semula karena memang ikatannya hanya pakai mur baut supaya lebih fleksibel, enggak pakai paku," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya