Terlanda Bencana, Perekonomian Donggala dan Palu Butuh Waktu untuk Pulih

Pemerintah tentu perlu memberikan dana alokasi khusus atau dana darurat terkait bencana alam ini.

oleh Bawono Yadika diperbarui 30 Sep 2018, 06:43 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2018, 06:43 WIB
Potret Memilukan Kota Palu Usai Gempa - Tsunami Dilihat dari Udara
(Foto: m.bahrunnajach/instagram.com)

Liputan6.com, Jakarta Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 yang menimpa kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah berdampak besar terhadap perekonomian di daerah tersebut.

Ekonom menilai, pemulihan perekonomian di Donggala dan Palu membutuhkan waktu yang tak sebentar.

"Pengaruhnya terhadap perekonomian setempat terutama ibukotanya sendiri Palu pasti lumayan besar. Baik dari sisi konsumsi hingga produksi itu akan terganggu," tutur Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Muhammad Faisal saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (30/9/2018).

Faisal melanjutkan, pemerintah tentu perlu memberikan dana alokasi khusus atau dana darurat terkait bencana alam ini.

"Dan jelas tentunya butuh banyak belanja pemerintah setempat meskipun memang pasti bantuan-bantuan luar lainnya juga ada termasuk dalam hal ini pemerintah pusat. In short, jadi pasti ada shock terhadap perekonomian Kota Palu, Donggala, Sulawesi ini," ujarnya.

Senada, Ekonom Institute for Developments of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan, pemerintah harus memberikan dana tanggap bencana bagi para korban gempa. Itu terutama bagi infrastruktur yang tercatat rusak akibat gempa dahsyat tersebut.

"Khususnya untuk yang sakit dan luka berat. Belum lagi rumah sakit -rumah sakit yang hancur. Dana darurat seperti ini kan tidak bisa ditunda," jelas dia.

"Jadi pemerintah harus keluarkan anggaran tanggap bencana ini terutama karena pemulihan ekonomi masyarakat Donggala pasti butuh waktu. Karena kondisi normal saja dibutuhkan banyak pembenahan dari segi perekonomian apalagi jika ditimpa situasi seperti ini," tandasnya.

Tangani Gempa Donggala dan Palu, Kemenkeu Siapkan Rp 560 Miliar

Setelah Gempa dan Tsunami Melanda Palu
Warga mengevakuasi kantong jenazah berisi jasad korban tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). Gelombang tsunami setinggi 1,5 meter yang menerjang Palu terjadi setelah gempa bumi mengguncang Palu dan Donggala. (AP Photo/Rifki)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, mengatakan pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 560 miliar untuk penanganan bencana gempa bumi di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah.

"Permintaan dari BNPB hari ini dana oncall sekitar Rp 560 miliar saya proses hari ini. Dan tentu supaya bisa cepat dicairkan secepatnya mungkin Senin atau besok dari perbankan," kata Sri Mulyani di Epicentrum XXI, Jakarta, Sabtu (29/9/2018).

Dana tersebut, bakal digunakan untuk penanganan paska bencana, sehingga masyarakat yang terdampak bencana alam dapat segera dibantu.

"Kalau memungkinkan itu dana untuk BNPB bisa langsung operasi. Sementara kita juga tetap memonitor kebutuhan di NTB Lombok," lanjut dia.

Selain itu, dana tersebut bakal digunakan untuk mendukung berbagai operasi kemanusiaan paska bencana gempa yang saat ini sudah dilakukan oleh BNPB, TNI-POLRI, dan berbagai pihak terkait.

"Yang dilakukan BNPB di Donggala dan Palu hari-hari pertama ini adalah menolong semaksimal mungkin," jelas dia.

"Jadi ini masa-masa emergency membantu masyarakat agar korban seminimal mungkin. Atau mereka yang sakit karena rumah sakit kita assestment kerusakannya. Dan bagaimana menambah apa yang dinamakan operasi kemanusiaan dari BNPB, TNI-Polri dan kita akan support semuanya," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya