Liputan6.com, Jakarta - PT Midi Utama Indonesia (Alfamidi) mengalami kerugian besar akibat aksi pengambilan barang oleh masyarakat pascagempa di Palu, Sulawesi Tengah. Sebab, sebanyak 41 toko Alfamidi milik perusahaan ini habis diambil barang-barangnya oleh masyarakat.
Corporate Affair Director Midi Utama Indonesia, Solihin, mengaku tak bisa berbuat banyak atas kejadian penjarahan ini. Sebab, dengan banyaknya massa yang datang menyulitkan karyawan Alfamidi untuk menghalangi pengambilan paksa ini.
"Sebanyak 41 toko habis, diambil paksa semua. Kita tidak ada perlawanan. Kita hanya bisa berharap jangan merusak," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Solihin menyatakan, Alfamidihanya bisa memerintahkan para karyawannya untuk menyelamatkan diri jika terjadi penjarahan. Hal ini agar karyawan tersebut tidak menjadi korban dari aksi ini.
"Saya sudah perintahkan kemarin kalau itu terjadi, selamatkan diri masing-masing," kata dia.
Namun, yang disayangkan oleh Solihin adalah massa yang datang tidak hanya mengambil barang-barang berupa makanan atau minuman, tetapi barang-barang lain yang sebetulnya tidak dibutuhkan dalam keadaan darurat pascagempa.
"Karena ini massa yang mungkin bukan hanya mengambil barang-barang yang berupa makanan, tetapi barang-barang lain di sana juga habis. ‎Apa saja. Lihat sendiri, toko baju habis. Bahkan di beberapa Instagram, televisi saja dibawa, apa itu bisa dimakan? Saya juga tidak mengerti," tandas dia.
Â
* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) bersama Kitabisa.com mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.
Â
Â
Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Usai Gempa Palu, Warga Mulai Menjarah Toko
Sebelumnya, gempa dan tsunami yang menerjang Kota Palu dan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah pada Jumat, 28 September 2018 sore, menimbulkan masalah baru. Sejumlah toko dan tempat perbelanjaan dijarah warga sejak Sabtu, 29 September 2018.
Dari sejumlah video dan foto yang beredar di media sosial, ratusan warga Palu berbondong-bondong menjarah lokasi perbelanjaan dan toko bahan makanan. Tak terkendali, beberapa orang warga malah nekat memecahkan kaca pintu toko untuk mengambil minuman dan makanan.Â
BACA JUGA
"Ada penjarahan, saya tahunya ada minimarket yang dibongkar paksa oleh warga, karena makanan susah didapat," ujar Inal Fajar saat dihubungi via telepon seluler pada Minggu, 30 September 2018.
Rata-rata, warga terdampak gempa Palu kompak membongkar toko dan kantin yang menjual bahan kebutuhan pokok. Dalam video yang beredar, beberapa warga berpindah dari satu toko ke toko lainnya untuk mencari makanan.
Advertisement