Liputan6.com, Palu - Demi membantu kebutuhan listrik masyarakat di Palu, Sigi, dan Donggala, Tim Siaga Bencana Kementerian ESDM terjun langsung membagikan 100 unit Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) kepada para pengungsi. Bantuan gratis ini merupakan arahan langsung dari Menteri ESDM Ignasius Johan.
Sumbangan LTSHE diserahkan secara simbolis oleh Direktur Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur EBTKE M. Noor Arifin, di salah satu lokasi pengungsian Kecamatan Sigi, Kota Palu.
Advertisement
Baca Juga
"Sesuai instruksi Menteri Jonan agar secara cepat memberikan pertolongan kepada saudara-saudara yang terkena musibah di Sulawesi Tengah," ujar Noor di salah satu Posko Pengungsian Kecamatan Sigi, Sabtu, 6 Oktober 2018 kemarin.
Bantuan sejumlah 100 unit ini masih merupakan yang gelombang pertama. Kedepannya lebih banyak LTSHE yang akan didatangkan lagi dari Jakarta "Ini baru tahap pertama, masih ada 100 unit lagi yang akan dibagikan. Total, ada 200 unit LTSHE yang didistribusikan oleh Pemerintah demi menerangi lokasi pengungsian," ujar Noor.
Kehadiran LTSHE, imbuh Noor, diharapkan dapat membantu penerangan bagi tenda-tenda pengungsian yang gelap gulita. Selain itu, LTSHE diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengisi baterai alat komunikasi yang saat ini menjadi salah satu kebutuhan yang mendesak.
Noor meminta masyarakat penerima dapat merawat LTSHE sehingga manfaatnya dapat optimal terutama dalam masa tanggap darurat bencana. "Saya minta masyarakat dapat menjaga bantuan LTSHE ini dengan baik," ungkapnya.
Pembagian LTSHE merupakan salah satu program Kementerian ESDM yang telah dimulai sejak 2017 melalui pembiayaan APBN. Untuk tahun 2018, Kementerian ESDM memiliki target untuk menerangi 167.064 rumah yang tersebar di 15 provinsi atau 1.259 desa. Di samping itu, program ini juga dijalankan apabila terjadi force majeure, seperti musibah kegeologian.
32 SPBU di Palu dan Donggala Kembali Beroperasi
Tepat sepekan setelah gempa dan tsunami, PT Pertamina (Persero) melaporkan telah mengoperasikan layanan 32 Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) dari total 36 SPBU di wilayah terdampak gempa di Sulawesi Tengah, atau hampir 90 persen dari total SPBU.
Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) juga telah lebih dari cukup, di mana pasokan bensin tersedia di atas 10 hari dan solar 20 hari. Pasokan BBM sendiri disuplai dari 3 kapal tanker yakni Kapal Karmila, Kasim dan Talise yang secara bergantian memasok BBM ke TBBM Donggala selama 3 hari terakhir.
Sebelum dilakukan dengan kapal tanker, suplai BBM dilakukan melalui jalur darat yaitu lewat Toli-Toli, Poso, Pare-Pare dan Makassar.
Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid menyatakan, pada Sabtu (6/10/2018), Pertamina memulihkan layanan BBM di 5 SPBU di Kota Palu, yakni SPBU Jalan M Yamin, SPBU Jalan Kyai Hajar Dewantara, SPBU Jalan Ngurah Rai, SPBU Soekarno Hatta, dan SPBU Dewi Sartika. Dengan tambahan tersebut, total SPBU yang beroperasi di Palu menjadi 15 unit dari 17 SPBU yang ada.
"Tinggal dua SPBU di Palu yang sedang proses pemulihan, yakni SPBU Cumi-cumi dan Mamboro, karena rusak berat, dan ditargetkan Senin (8/10/2018) atau Selasa (9/10/2018) sudah pulih kembali," kata dia dalam keterangan tertulis, Minggu (7/10/2018).
Dengan terpenuhinya stok BBM ini, antrian di SPBU-SPBU di Palu kini sudah mulai terurai. Seperti misalnya di SPBU Jalan Maluku, Muh Yamin dan Talise yang sebelumnya banyak antrian, kini sudah kembali normal. Kendaraan yang mengisi BBM pun hanya di sekitaran halaman SPBU.
Sementara SPBU di Donggala yang berjumlah 4 kini telah beroperasi 3 unit. Sedangkan dari 2 SPBU yang ada di Sigi, satu sekarang telah beroperasi. Sebanyak 13 SPBU lainnya yang beroperasi tersebar di Parigi Moutong (7 SPBU), Mamuju Tengah (3 SPBU), dan Mamuju Utara (3 SPBU).
Advertisement