Len Industri Yakin Cetak Laba Terbesar Sepanjang Sejarah di Akhir 2018

Len Industri saat ini tengah menggarap proyek teknologi persinyalan kereta api di Bangladesh.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 31 Okt 2018, 18:43 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2018, 18:43 WIB
PT Len Industri melalui anak usahanya membangun PLTS untuk melistriki warga Sumba Timur. (Humas: PT LEN)
PT Len Industri melalui anak usahanya membangun PLTS untuk melistriki warga Sumba Timur. (Humas: PT LEN)

Liputan6.com, Jakarta PT Len Industri (Persero) berhasil mencatatkan kinerja yang positif pada kuartal III 2018. Laba perusahaan tercatat sebesar Rp 90,4 miliar. Perolehan laba ditopang dari pendapatan perusahaan yang mencapai Rp 3,4 triliun.

Direktur Keuangan Len Industri Priadi Ekatama Suhari yakin dengan pencapaian sampai saat ini, perusahaan akan meraih laba tertinggi dalam sejarah di akhir 2018.

"Jadi tahun ini kita akan mencapai laba tiga digit yang pertama, seperti yang kita impikan selama ini. Akhir tahun prognosa untuk pendapatan akan mencapai Rp 4,9 triliun dengan laba Rp 120 miliar," kata Priadi di kantornya, Rabu (31/10/2018).

Angka pendapatan ini, jika dibandingkan tahun lalu mengalami kenaikan 16,5 persen dari sebelumnya Rp 4,2 triliun. Sedangkan untuk laba, kenaikan mencapai 97 persen dari tahun lalu dengan nominal Rp 61,2 miliar.

Penyumbang pendapatan terbesar masih didominasi oleh sektor bisnis teknologi transportasi, khususnya kereta api. Adapun porsinya mencapai 60 persen.

Di industri kereta api ini, Len Industri memang memiliki keahlian yang tidak perlu dipertanyakan. Bahkan Len Industri saat ini tengah menggarap proyek teknologi persinyalan kereta api di Bangladesh.

"Kita juga buktikan kemampuan kita setelah Kereta Bandara beroperasi, LRT di Palembang beroperasi dan juga Sky Train di Bandara Soekarno-Hatta," tegas dia.

Hingga akhir 2018 ini, Len Industri menargetkan mampu memperoleh kontrak baru mencapai Rp 9,9 triliun. Dimana hingga kuartal III 2018, capaian kontrak telah mencapai Rp 5 triliun.

2 BUMN Ini Kirimkan Lampu Tenaga Surya ke Palu

Usai Gempa Palu, Kawasan Terdampak Likuifaksi Disemprot Disinfektan
Helikopter BNPB menyemprotkan cairan disinfektan ke kawasan terdampak likuifaksi di Petobo dan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (18/10). Likuifaksi adalah fenomena yang terjadi ketika tanah jenuh atau agak jenuh kehilangan kekuatan. (Yusuf Wahil/AFP)

PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau INTI, serta PT Len Industri (Persero) berkolaborasi mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa 300 unit Smart Lighting INTI-LEN (SMILE) untuk korban gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.

Produk berupa lampu tenaga surya berukuran mini yang diproduksi sebagai hasil kerja sama INTI dan Len ini telah dikirimkan melalui jalan laut pada Selasa, 2 Oktober 2018.

“Kami berkolaborasi untuk memberikan sesuatu yang memang dibutuhkan masyarakat Palu dan sekitarnya saat ini, yaitu penerangan,” papar Direktur Utama INTI Darman Mappangara dalan keterangannya, Jumat (5/19/2018).

Pada setiap unitnya, produk bernama SMILE ini dilengkapi dengan tiga buah LED yang setara dengan lampu berdaya 20 Watt yang bisa menyala maksimal hingga 18 jam.

Selain itu, SMILE inipun memiliki sejumlah spesifikasi yang dibutuhkan dalam kondisi kekurangan pasokan listrik. Sebab, SMILE ini menyerap sinar matahari yang dikonversikan sebagai energi listrik, sekaligus menyimpannya sebagai cadangan energi dalam baterai.

Hal ini memungkinkan masyarakat Palu melakukan pengisian baterai alat elektronik, seperti telepon genggam dan laptop, sekaligus mendapatkan penerangan. Bahkan, produk yang berbobot 2,3 kilogram ini juga dilengkapi dengan radio sehingga masyarakat Palu tetap bisa mendapatkan akses informasi.

“Akses listrik, komunikasi dengan area luar, serta penerangan adalah poin penting yang jadi perhatian kami,” jelas Darman.

Bantuan kemanusiaan yang dikemas dalam 75 boks besar itu dikirimkan melalui Dermaga Ujung Barat, Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, menggunakan Kapal Baruna Jaya 1.

Rencananya, bantuan tersebut akan tiba di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, dalam waktu kurang lebih enam hari. Setelah sampai, 300 unit SMILE ini akan diserahkan ke Posko Telkom Tanggap Darurat Bencana Palu Donggala, selaku koordinator bantuan kemanusiaan yang ditunjuk oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk kemudian didistribusikan ke masyarakat setempat.

“Ini merupakan wujud nyata INTI dan Len hadir untuk negeri,” ujarnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya