Liputan6.com, Chicago - Harga emas turun pada hari Senin karena investor mengambil beberapa keuntungan menyusul reli baru-baru ini, tetapi logam diperdagangkan dalam kisaran sempit menjelang pemilihan kongres Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Selasa (6/10/2018), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen pada USD 1.230,76 per ounce. Sementara harga emas berjangka AS turun USD 1 atau 0,1 persen menjadi USD 1.232,3 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
"Pasar hanya tenang menjelang pemilihan jangka menengah (AS) dan orang-orang menunggu untuk melihat bagaimana hal itu akan terjadi setelah besok," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Investor mengawasi hasil pemilihan paruh waktu AS yang dapat memicu minat emas sebagai lindung nilai terhadap risiko jika hasilnya memicu volatilitas di pasar keuangan yang lebih luas.
Jajak pendapat menunjukkan peluang kuat bahwa Partai Demokrat dapat memenangkan kendali di DPR pada pemilihan paruh waktu 6 November.
Pedagang emas juga menunggu pertemuan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) minggu ini untuk mengukur prospek kebijakan moneter AS.
“Tidak ada yang mengharapkan the Fed menaikkan suku bunga minggu ini. Kemungkinan besar akan terjadi bulan depan. Emas akan mengalami kesulitan untuk menggalang pertemuan Fed berikutnya pada Desember,” kata Haberkorn.
"Jika pidato the Fed (minggu ini) sama hawkish seperti sebelumnya maka mengapa harus panjang dan melawannya."
Spekulan menaikkan posisi short net mereka dalam emas ke level tertinggi tiga minggu dalam pekan yang berakhir 30 Oktober, menurut data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS.
Juga, menyoroti sentimen bearish investor terhadap emas batangan adalah kepemilikan dana yang diperdagangkan di bursa emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, yang turun 0,23 persen menjadi 759,06 ton pada hari Jumat.
Untuk logam lainnya, perak turun 0,6 persen menjadi USd 14,63 per ounce, sementara paladium melonjak 1,6 persen menjadi USD 1.134.