Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran berkurang sebanyak 40 ribu dalam satu tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang turun menjadi 5,34 persen pada Agustus 2018.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan, meski tren pengangguran pada Agustus 2018 telah mengalami penurunan, namun angka tersebut belum cukup menunjukkan pencapaian yang diharapkan oleh pemerintah.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau kita bicara masalah pengangguran harus kita katakan bahwa capaian yang ada belum sesuai yang kita harapkan. Namun kita harus jujur dan objektif dari data BPS dari waktu ke waktu terus turun," kata Hanif dalam diskusi Forum Merdeka Barat mengenai Pengurangan Pengangguran, di Kantor Bappenas, Jakarta, Kamis (7/11/2018).
Hanif mengatakan, apabila dilihat dari tingkat pengangguran terbuka angka 5,34 persen menjadi terendah selama masa reformasi. Sebab, berdasarkan catatan sejak 2015 angka pengangguran tercatat sebanyak 6,18 persen. Kemudian terus menurun pada 2016 menjadi 5,61 persen dan 2017 mencapai 5,50 persen.
"Pada sebelum-sebelum ini lebih tinggi. Jadi ini saya katakan ini adalah angka pengangguran terendah sejak terjadi reformasi," imbuhnya.
Hanif mengatakan, tingkat pengangguran di perkotaan selalu lebih tinggi dibandingkan pedesaan. Namun trennya secara umum relatif menurun meskipun tingkat pengangguran di desa tercatat mengalami peningkatan sedikit bila dibanding periode sebelumnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengangguran di Desa Naik
Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran di kota pada Agustus 2018 tercatat sebesar 6,45 persen. Angka ini menurun bila dibandingkan 2017 yang mencapai 6,79 persen. Sedangkan tingkat pengangguran di desa pada Agustus 2018 sebesar 4,04 persen atau meningkat sedikit dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni 4,01persen.
"Kedua kalau kita lihat angka pengangguran terbuka bahwa di pedesaan mengalami peningkatan 0,03 persen. Nah tentu faktornya ada banyak yaitu disektor pertanian di mana para pekerja informal kita banyak yang bergantung di sektor pertanian. Misalnya saja pada musim tanam dan panen," katanya.
Meski demikian, Hanif meyakini dengan adanya investasi dana desa yang disalurkan pemerintah membuat situasi naiknya pengangguran di desa tidak permanen. "Kita percaya intervensi dana desa sangat membantu kesempatan kerja di desa," pungkasnya.
Advertisement