Inflasi November 2018 Capai 0,27 Persen, Ini Dia Pemicunya

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada November 2018 sebesar 0,27 persen.

oleh Merdeka.com diperbarui 03 Des 2018, 14:08 WIB
Diterbitkan 03 Des 2018, 14:08 WIB
Inflasi Bulan Maret 2018 Sebesar 0,20 Persen
Pedagang mengambil bumbu di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (3/4).Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Bulan Maret 2018 sebesar 0,20 persen sehingga inflasi tahun kalender mencapai 0,99 persen (year to date). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada November 2018 sebesar 0,27 persen. Inflasi ini menurun tipis dari bulan sebelumnya sebesar 0,28 persen.

Sementara secara tahun kalender berjalan, inflasi sebesar 2,50 persen dan secara tahunan mencapai 3,23 persen. Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, sumbangan inflasi terbesar berasal dari kelompok komoditas transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil sebesar 0,10 persen dan inflasi sebesar 0,56 persen. 

"Komoditas yang memberikan sumbangan andil terhadap inflasi yaitu tarif angkutan udara sebesar 0,05 persen, bensin sebesar 0,02 persen dan tarif pulsa sebesar 0,01 persen," kata dia di Kantornya, Jakarta, Senin (3/12/2018).

Kemudian, kelompok selanjutnya disumbang dari kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dengan andil sebesar 0,06 persen dan inflasi sebesar 0,24 persen. 

"Inflasi kelompok perumahan disumbang oleh upah tukang bukan mandor, peningkatan beberapa bahan bangunan, seperti besi beton dan cat tembok, serta kenaikan sewa kos," kata dia.

Selain itu, penyumbang inflasi selanjutnya terjadi pada komoditas bahan makanan yakni dengan sumbangan sebesar 0,05 persen dengan inflasi sebesar 0,24 persen. Ini terjadi karena beberapa komoditas makanan mengalami kenaikan, dan faktor cuaca juda menjadi pemicu kenakkan ini.

"Kenaikan harga bawang merah memberi andil 0,04 persen, beras 0,03 persen, telur ayam ras dan tomat sayur masing-masing 0,01 persen," kata dia.

Meski begitu, lanjut dia ada beberapa komoditas yang alami penurunan harga yakni cabai merah, daging ayam ras, beberapa buah-buahan dan minyak goreng.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

BPS: Inflasi November 2018 Tercatat 0,27 Persen

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada November 2018 sebesar 0,27 persen. Inflasi ini didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, untuk inflasi tahun kalender, yaitu Januari-November 2018, mencapai 2,50 persen, sedangkan inflasi tahun kalender sebesar 3,23 persen.

"Boleh dibilang inflasi November 2018 ini angka inflasi masih terkendali di bawah 3,5 persen. Penyebab utama kenaikan harga produk holtikultura sayuran, kemudian harga udang dan angkutan udara," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin 3 Desember 2018.

Dia mengungkapkan, dari 82 kota IHK yang dilakukan pemantauan, sebanyak 70 kota mengalami inflasi. Sedangkan 12 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi dialami di Marauke sebesar 2,05 persen, sedangkan terendah, yaitu Balikpapan, sebesar 0,01 persen. Sementara untuk deflasi tertinggi dialami Medan sebesar -0,64 persen dan deflasi terendah di Pematangsiantar dan Pangkalpinang -0,01 persen.

"Ini berarti inflasi masih terkendali. Masih ada satu bulan lagi, kita perlu perhatikan di Desember, tapi kita harapkan inflasinya terkendali," ucap dia

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya