Jokowi Ingin Generasi Milenial Branding Nasi Uduk hingga Gorengan

Presiden RI Joko Widodo pagi ini membuka BTN Digital Start Up Connect 2018 di Balai Kartini.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Des 2018, 10:27 WIB
Diterbitkan 07 Des 2018, 10:27 WIB
Jokowi Hadiri Digital Startup Connect
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan saat membuka Digital Startup Connect 2018 di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (7/12). Digital Startup Connect 2018 merupakan acara yang membahas ekosistem startup di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pagi ini membuka BTN Digital Start Up Connect 2018 di Balai Kartini. Acara yang dihadiri ribuan pelaku startup, dimana mayoritas generasi milenial ini, Jokowi menyampaikan beberapa tantangan kepada mereka.

Salah satu tantangan itu adalah bagaimana para generasi milenial harus mensinkronkan antara pengembangan secara offline dengan yang online. Perkembangan industri digital, diakui Jokowi sudah sangat cepat.

Hanya saja, satu hal yang juga harus diprhatikan adalah masih adanya masalah offline, seperti persoalan pengemasan produk UMKM, menciptakan branding sebuah produk, dan lain sebagainya.

"Saya minggu lalu ketemu dengan usaha mikro dan super mikro, penjual nasi uduk, jual gorengan. Mereka masih jualan di depan rumah pakai gerobak, brandingnya juga masih sederhana. Nah ini harus ada yang kerjain, siapa lagi kalau bukan anda semua yang ada di sini," kata Jokowi di Balai Kartini, Jumat (7/12/2018).

Dengan peningkatan kualitas pengemasan dan branding inilah, baru disinkronkan melalui online. Dengan online, pemasaran produk-produk industri kecil ini bisa lebih baik. Bahkan membula peluang untuk ekspor ke beberapa negara.

Menurut Jokowi, dunia saat ini tengah dilanda distrupsi ekonomi dimana ekonomi digital mengalami pertimbuhan yang sangat cepat. Untuk itu, cara-cara konvensional, bagi Jokowi, secara perlahan akan ditinggalkan.

Indonesia, saat ini menjadi negara yang ekonomi digitalnya tumbuh sangat pesat. Bahkan pada 2017, ekonomi digital Indonesia memiliki peran 7,3 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Siapa yang bisa merespon cepat distrupsi ekonomi ini, ya anak-anak muda sakarang ini. Dalam situasi ini saya justru berpendapat membuka peluang bagi pendatang baru di ekonomi digital untuk kompetisi dengan yang lainnya," pungkas Jokowi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Negara ASEAN Saling Bantu Perkembangan Startup

Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, mengatakan negara anggota ASEAN telah berkomitmen untuk mendukung perkembangan ekonomi digital.

Oleh sebab itu, anggota ASEAN termasuk Indonesia, diimbau untuk lebih terbuka terhadap kehadiran startup (perusahaan rintisan) digital dari masing-masing negara.

Hal tersebut disampaikan Rudiantara usai menggelar rapat Telecommunications and Information Technology Ministers Meeting (TELMIN) dengan para menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kawasan ASEAN di Ubud, Bali, pada Rabu (5/12/2018). 

"Tadi sudah dibahas bagaimana kita harus lebih membuka diri sesama ASEAN. Jadi membuka peluang bagi startup  unicorn ASEAN untuk ada di negara ASEAN lain," tuturnya.

Sekadar informasi, unicorn merupakan sebutan untuk startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar.

Gojek yang merupakan unicorn Indonesia, kata Rudiantara, sejauh ini sukses melakukan ekspansi ke sejumlah negara Asia Tenggara.

Perusahaan besutan Nadiem Makarim tersebut telah melebarkan sayapnya ke Vietnam, Thailand, dan yang terbaru di Singapura.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya