Lampaui Target, Penjualan Sukuk ST-002 Capai Rp 4,9 Triliun

DJPPR mendapati sumlah investor terbesar yang melakukan pembelian pada rentang Rp 1 juta sampai Rp 100 juta, yang mencapai 59,55 persen.

oleh Nurmayanti diperbarui 09 Des 2018, 13:15 WIB
Diterbitkan 09 Des 2018, 13:15 WIB
sukuk-ritel-2-130208b.jpg
Ilustrasi sukuk.

Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat Sukuk Negara Tabungan 002 atau ST-002 melampaui target awal senilai Rp 1,7 triliun.

Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu Dwi Irianty Hadiningdyah menuturkan hingga penutupan akhir masa penawaran Sukuk Negara Tabungan 002 pada 22 November 2018 didapatkan dana masyarakat senilai Rp 4,9 triliun.

“Sejak awal kami optimistis Sukuk 002 diminati pasar. Hasilnya, dari target awal Rp 1,7 Triliun, ternyata hingga masa penawaran ditutup pada 22 November, ST-002 meraup Rp 4,9 triliun atau setara 290 persen dari target dan melampaui pencapaian ST-001 pada 2016 sebesar Rp 2,59 triliun,” ujar dia dalam keterangannya, seperti dikutip Minggu (9/12/2018).

Penjualan ST-002 dengan rata-rata volume pembelian per investor adalah sebesar Rp 300,13 juta dan menjangkau 16.477 investor di seluruh provinsi di Indonesia, dengan investor baru e-SBN atau yang belum pernah memesan SBR003 dan SBR004 sebanyak 11.591 investor.

DJPPR mendapati sumlah investor terbesar yang melakukan pembelian pada rentang Rp 1 juta sampai Rp 100 juta, yang mencapai 59,55 persen. Sementara berdasarkan usia, jumlah investor dari generasi milenial mencapai 44,61 persen dari total jumlah investor, atau sebanyak 7.350 investor.

“Adapun dari sisi volume pembelian, kelompok Baby Boomers atau berusia 54 – 72 tahun adalah terbesar, yang mencapai 45,44 persen dari total volume pembelian, atau sebesar Rp2,25 triliun,” paparnya.

Sedangkan jumlah investor terbesar berdasarkan kelompok pekerjaan adalah Pegawai Swasta yang mencapai 36,49 persen, selanjutnya kelompok Wiraswasta dan PNS/ TNI/ Polri yang masing-masing mencapai 18,72 persen dan 11,71 persen.

Adapun volume pembelian terbesar berdasarkan kelompok pekerjaan adalah Wiraswasta yang mencapai 35,03 persen. Ini disusul oleh Pegawai Swasta dan Ibu Rumah Tangga yang masing-masing mencapai 26,46 persen dan 14,10 persen.

Penduduk DKI Jakarta masih mendominasi asal pembeli ST-002 yang mencapai Rp 2,26 triliun (45,63 persen). Sedangkan wilayah Indonesia Bagian Barat selain DKI Jakarta mencapai Rp 2,20 triliun (44,56 persen), dan wilayah Indonesia Bagian Tengah mencapai Rp 452,31 miliar (9,15 persen).

Sukuk Negara Tabungan atau (Sukuk Tabungan) adalah produk investasi syariah yang ditawarkan oleh Pemerintah kepada individu Warga Negara Indonesia, sebagai tabungan investasi yang aman, mudah, terjangkau, dan menguntungkan.

Produk ST-002 mulai ditawarkan pemerintah pada 1-22 November 2018 dengan masa proses penyelesaian akhir transaksi (setelmen) pada 29 November 2018 dan jatuh tempo pada 10 November 2020 dengan fasilitas early redemption.

ST-002 adalah instrumen yang tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, namun terdapat fasilitas early redemption. Early redemption merupakan salah satu fasilitas yang memungkinkan investor menerima sebagian pelunasan pokok ST-002 oleh Pemerintah sebelum jatuh tempo.

Fasilitas ini hanya dapat dimanfaatkan oleh investor dengan minimal kepemilikan Rp 2 juta di setiap Mitra Distribusi dan jumlah maksimal yang dapat diajukan untuk early redemption adalah 50 persen dari total kepemilikan investor.

“Minimum pemesanan ST-002 adalah Rp1 juta, sementara maksimum pemesanan mencapai Rp 3 miliar. Melalui investasi Sukuk Tabungan, Pemerintah menawarkan kesempatan secara langsung kepada Warga Negara Indonesia untuk mendukung pembangunan nasional,” paparnya.

 

Biayai Pembangunan

Ilustrasi sukuk.
Ilustrasi sukuk.

Hasil investasi Sukuk Tabungan, akan digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur yang menjadi investasi untuk merekat jalinan kebangsaan menuju bangsa yang mandiri.

Sukuk Tabungan dikelola berdasarkan prinsip syariah, tidak mengandung unsur maysir (judi) gharar (ketidakjelasan) dan riba (usury), serta telah dinyatakan sesuai syariah oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

Penerbitan Sukuk Tabungan menggunakan struktur akad Wakalah. Dana hasil penerbitan akan digunakan untuk kegiatan investasi berupa pembelian hak manfaat Barang Milik Negara untuk disewakan kepada Pemerintah serta pengadaan proyek untuk disewakan kepada Pemerintah. Imbalan berasal dari keuntungan hasil kegiatan investasi tersebut.

Loto menuturkan delapan keuntungan berivestiasi di Sukuk Tabungan antara lain Pokok dan imbalan dijamin oleh negara, tingkat imbalan kompetitif lebih tinggi dari rata-rata tingkat bunga deposito Bank BUMN.

Perhitungan imbalan ST-002 mengambang mengikuti perkembangan BI 7-Day Reserve Repo Rate dengan jaminan imbalan minimal (floor) yang dibayar tiap bulan sementara early redemption tanpa dikenakan redemption cost oleh pemerintah.

“Kini juga terdapat kemudahan akses transaski melalui Sistem Elektronik (online). Namun yang paling penting tentu saja melalui investasi di ST-002, masyarakat mendukung pembiayaan pembangunan nasional dan akses investasi sesuai prinsip syariah,” lanjutnya.

Sukuk Tabungan ST-002 yang dapat dibeli via online (e-SBN) melalui 11 Mitra Distribusi pilihan ini ditawarkan memiliki imbalan mengambang dengan imbalan minimal (floating with floor) sebesar 8,30 persen p.a dan mengacu pada BI 7 Days Reverse Repo Rate.

Mengambang, artinya besaran imbalan Sukuk Tabungan akan disesuaikan dengan perubahan BI 7 Days Reverse Repo Rate setiap tiga bulan sekali. Imbalan Minimal, artinya tingkat imbalan pertama yang ditetapkan akan menjadi imbalan minimal yang berlaku sampai dengan jatuh tempo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya