Liputan6.com, Jakarta - Mengawali 2019, Menteri Pertanian Amran Sulaiman melepas ekspor sayuran daun ke Singapura dan Brunei Darussalam. Sayuran tersebut berasal dari Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Amran menjelaskan, volume ekspor sayuran segar dari Bandung Barat cukup besar. Hal ini mengingat potensi pengembangan sayuran di daerah ini khususnya kawasan pertanian di Lembang sangat luas dan subur serta dukungan dari pemerintah baik pusat maupun daerah sangat tinggi.
"Dari Bandung Barat, volume ekspor sayuran setahunnya mencapai 1.500 ton setahun atau 3,5 sampai 4 ton per hari. Dulu kita impor, dari Australia dan Amerika, tapi sekarang ekspor. Ini luar biasa kita membalikan impor ke ekspor ke Singapura, Brunei Darussalam dan Hongkong. Ini serangan balik dari Indonesia," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Amran Sulaiman menuturkan, volume ekspor sayuran segar dari Bandung Barat sebesar 4.600 ton per tahun atau 10 sampai 12 ton per hari.
Jenis sayuran daun yang diproduksi merupakan komoditas ekspor meliputi komoditas Baby Buncis, Buncis Kenya, Buncis Super, Watercress, Edamame, Zuchini, Kyuri, Red Oakleaf, dan Radichio. Jenis sayuran tersebut dapat tumbuh baik di daerah Bandung dan sekitarnya.
Tiga Perusahaan Lepas Ekspor
Sebanyak tiga perusahaan yang dilepas ekspor, yaitu PT Momenta Agrikultura Amazing Farm, CV Fortuna Agro Mandiri, PT Alamanda. Produk yang diekspor perusahaan tersebut berasal dari kebun perusahaan serta petani dan kelompok tani mitra yang tersebar di daerah Lembang, Ciwidey, Pengalengan, Cibodas, dan juga Sukabumi.
Harga sayuran asal Indonesia di pasar ekspor ini rata-rata 3,5 dolar Singapura per kilogramnya. Jadi diharapkan menjadi nilai tambah bagi petani sayuran agar makin sejahtera.
Amran mengungkapkan, ekspor sayuran ini membuktikan komitmen pemerintah dalam meningkatkan produksi dan kualitas komoditas sayuran. Artinya tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun sanggup mengisi pasar luar negeri.
"Ekspor ini pun membuktikan produk pertanian Indonesia makin diakui dan diterima di luar negeri. Ke depan untuk meningkatkan produksi dan volume ekspor, kami bantu bibit dan lainya bahkan kami rekrut petani milenial, target 1 juta petani" kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement