Pembicaraan Perang Dagang Bikin Harga Minyak Naik 2 Persen

Kontrak harga minyak sempat menyentuh level USD 49,95 per barel yang merupakan angka tertinggi sejak 17 Desember.

oleh Arthur Gideon diperbarui 09 Jan 2019, 05:35 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2019, 05:35 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik lebih dari 2 persen pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong penguatan harga minyak ini adalah pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dan pejabat China dalam untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan antara kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Mengutip Reuters, Rabu (9/1/2019), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,26 atau 2,6 persen menjadi USD 49,78 per barel. Selama sesi perdangan, kontrak harga minyak sempat menyentuh level USD 49,95 per barel yang merupakan angka tertinggi sejak 17 Desember.

Sedangkan untuk harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,39 per barel atau 2,4 persen menjadi USD 58,72 per barel.

“Situasi perdagangan pasti bullish. Anda memiliki konstruksi permintaan yang baik jika AS dan China dapat menyelesaikan kesepakatan perdagangan ini,” kata Bob Yawger, director of futures Mizuho in New York.

Anggota delegasi AS Steven Winberg mengatakan bahwa pembicaraan untuk menyelesaikan perdang dagang antara AS dan China sejauh ini berlangsung baik dan akan berlanjut pada hari Rabu waktu setempat.

Ini adalah pertemuan tatap muka pertama antara pejabat dari kedua negara sejak Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping pada Desember sepakat untuk gencatan senjata 90 hari dalam perang dagang yang telah menggemparkan pasar keuangan global.

Pada hari Senin kemarin, Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross dan kementerian luar negeri China menyatakan optimisme untuk menyelesaikan perselisihan.

Akan tetapi, beberapa analis memperingatkan bahwa ketegangan dapat terjadi lagi sehingga bisa mempengaruhi harga minyak.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

OPEC Vs AS

lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Harga minyak mentah telah didukung oleh pemotongan pasokan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) termasuk eksportir utama Arab Saudi dan sekutu termasuk Rusia.

Arab Petroleum Investments Corp yang berbasis di Saudi, yang mendanai proyek-proyek perminyakan, memperkirakan bahwa harga minyak kemungkinan akan diperdagangkan pada USD 60 hingga USD 70 per barel pada pertengahan 2019.

Namun, pasokan minyak AS melonjak. Peningkatan tajam dalam pengeboran di sisi darat telah membantu menjadikan Amerika Serikat produsen utama dunia, dengan produksi minyak mentah naik 2 juta barel per hari (bph) tahun lalu ke rekor dunia 11,7 juta bph.

Pelaku pasar mengamati dengan seksama pasokan AS, yang diperkirakan analis akan menambah kembali pasokan 3,3 juta barel dalam minggu terakhir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya