Amman Mineral Ajukan Perpanjangan Ekspor Konsentrat Tembaga

Izin ekspor Amman Mineral Nusa Tenggara akan habis pada 21 Februari 2019.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Jan 2019, 20:42 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2019, 20:42 WIB
Pertambangan
Ilustrasi Foto Pertambangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta PT Amman Mineral Nusa T‎enggara (AMNT) akan mengajukan perpanjangan izin ekspor mineral olahan (konsentrat), dengan volume jauh lebih rendah dibanding sebelumnya.

Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara‎ Rahmat Makassau mengatakan, izin ekspor Amman Mineral Nusa Tenggara akan habis pada 21 Februari 2019, jauh hari sebelum batas waktu habis sudah dilakukan pengajuan perpanjangan izin.

"I‎zin ekspor kita tanggal 21 Februari habis, jadi kita dalam proses mengajukan," kata Rahmat, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/1/2019).

Rahmat mengungkapkan, dalam pengajuan perpanjangan izin, perusahaan juga mengajukan kuota volume ekspor konsentrat sebesar 336 ribu ton konsentrat tembag. Ini ‎lebih rendah dari volume sebelumnya 450 ribu ton konsentrat tembaga per tahun. "Kita proses mengajukan 336 ribu ton setahun di 2019," tutur dia.

Menurut Rahmat, operator tambang tembaga Batu Hijau di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat ‎tersebut tidak menghabiskan kuota ekspor konsentrat tembaganya pada tahun lalu, akibat perubahan perencanaan penambangan yang diterapkan perusahaan.

"Nggak mencapai kuota, tidak habisin kuota. A‎da beberapa perubahan yang kita lakukan," tandasnya.

Pemerintah Incar Produksi Batu Bara 479,8 Juta Ton di 2019

20151005-Pekerja-Batu-Bara
Pekerja Batu Bara (iStock)

Pemerintah menargetkan produksi batu bara nasional pada 2019 sebesar 479,8 juta ton. Angka tersebut jauh lebih rendah dari target di 2018 yang tercatat 485 juta ton. 

Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot mengatakan, rencana produksi batu bara 2019 sebesar 479,8 juta ton yang berasal dari berbagai jenis pemegang izin pertambangan batu bara. Namun rencana produksi tersebut belum dikukuhkan dalam Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB).

"Kami rencanakan produksi batu bara nasional sebesar 479,8 juta ton. Ini sementara, karena RKAB belum ditetapkan," kata Bambang, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (10/1/2018).

Rincian asal produksi batu bara yaitu dari tambang yang digarap perusahaan pemegang Perjanjian Karya P‎engusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), IUP Penanam Modal asing sebanyakan‎ 379,8 juta ton.

"Sedangkan produksi batubara dari IUP Provinsi sebesar 100 juta ton," ujarnya.

Dari rencana produksi batu bara 2019 sebesar 479,8 juta ton, alokasi untuk pasokan batu bara dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) sebanyak 128 juta ton.

"DMO berdasarkan unit usaha, untuk PLTU 95,7 juta ton. Itu untuk DMO," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya