Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik ke level tertinggi dalam 10 bulan pada perdagangan Selasa karena kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia. Kekhawatiran tersebut membuat investor memburu aset-aset safe haven seperti emas.
Selain itu, kenaikan harga emas juga didukung oleh pelemahan dolar AS akibat pelaku pasar sedikit sanksi dengan proses pembicaraan perang dagang antara AS dengan China.
Mengutip CNBC, Rabu (20/2/2019), harga emas di pasar spot naik 0,86 persen menjadi USD 1.337,51 per ounce, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak 20 April di USD 1.341,18 per ounce.
Advertisement
Sedangkan harga emas berjangka AS naik USD 22,70 menjadi USD 1.344,80 per ounce.
Baca Juga
"Kami mendapatkan lebih banyak bukti perlambatan pertumbuhan ekonomi global," kata analis SP Angel Sergey Raevskiy.
"Ada beberapa komentar dovish dari Bank Sentral Jepang dan Bank Sentral Eropa." tambah dia.
Sinyal dovish dari Bank Sentral Jepang dan Bank Sentral Eropa tersebut menambah kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global dan mengikuti lemah data ekonomi dari Amerika Serikat dan China.
Saat ini, investor tengah menunggu risalah pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve AS untuk panduan lebih lanjut mengenai rencana kenaikan suku bunga tahun ini.
Kenaikan suku bunga atau suku bunga yang tinggi cenderung membebani harga emas yang tidak memberikan imbal hasil bunga.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perdagangan Sebelumnya
Pada perdagangan sebelumnya, harga emas naik ke level terkuat sejak April 2018 pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) ditopang pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Selasa (19/2/2019), harga emas spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.326,15 per ounce, setelah sebelumnya mencapai USD 1.327,64, tertinggi sejak 25 April. Harga emas berjangka AS naik 0,6 persen menjadi USD 1.329,7 p er ounce.
BACA JUGA
Membantu kenaikan emas batangan, dolar AS mundur dari level tertinggi dua bulan pada minggu lalu seirinngnya meningkatnya optimisme untuk kesepakatan perdagangan AS-China.
Resolusi perdagangan kemungkinan akan meningkatkan nilai yuan dan pada gilirannya, permintaan dari China, analis Forex.com Fawad Razaqzada mengatakan. "Tercapainya kesepakatan AS dan China akan menekan dolar karena pemerintah AS akan memutuskan untuk menurunkan tarif impor, yang akan menurunkan harga impor, menyebabkan inflasi turun dan mengurangi kebutuhan Federal Reserve AS untuk meningkatkan suku bunga."
Investor akan menunggu risalah pertemuan kebijakan Januari The Fed pada hari Rabu untuk kejelasan lebih lanjut tentang kenaikan suku bunga tahun ini. Tingkat yang lebih tinggi cenderung membebani harga emas. Di antara logam mulia lainnya, platinum tidak berubah di level USD 802 per ounce, sementara perak naik 0,2 persen menjadi USD 15,8 per ounce.
Advertisement