Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali menerbitkan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel kepada investor individu melalui penawaran instrumen Sukuk Negara Ritel seri SR-011.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman mengatakan, salah satu tujuan penerbitan SR-011 ini adalah sebagai upaya pemerintah untuk mendiversifikasi instrumen pembiayaan APBN.
Selain itu, memperluas basis investor di pasar domestik sert mendukung pengembangan keuangan syariah.
Advertisement
Baca Juga
"Kami menawarkan instrumen namanya sukuk bunga tabungan atau Sukuk Ritel seri SR-011 dengan fitur aman. Kalau ikut berpartisipasi ikut membeli sukuk ada kelebihan lain. Ini ada tujuan lain bagaimana kita bisa ikut berpartisipasi membangun negeri," kata Luky dalam Launching Sukuk Ritel seri SR-011, di Jakarta, Jumat (1/3/2019).
Luky mengatakan, untuk minimum pemesanan SR-011 yakni mulai dari Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar. Di mana, pembukaan masa penawaran seri SR-011 dilakukan mulai hari ini 1 Maret.
Selanjutnya, penutupan masa penawaran dilakukan pada 21 Maret mendatang. Penetapan hasil penjuakan akan dilakukan pada 26 Maret dan setelmen pada 28 Maret.
Sementara itu, tingkat imbalan atau kupon untuk sebesar 8,05 persen per tahun. Adapun pembayaran kupon dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulannya.
"Dari segi imbal hasil 8,05 persen dan bisa diperdagangkan. Jadi kalau investor lagi butuh dana ini bisa diperdagangkan di secondary market," imbuhnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Pasar Sekunder
Namun demikian, lanjut Luky, sukuk ritel ini hanya dapat diperdagangkan di pasar sekunder (tradable) dan hanya dapat diperdagangkan antar investor domestik setelah dua periode imbalan (sejak tanggal 11 Juni 2019).
Adapun proses pemesanan pembelian SR-011 dapat dilakukan melalui tahapan pembukaan rekening, penyediaan dana senilai pemesanan, pengisian formulir pemesanan dan penjatahan setlemen.
Nantinya, masyarakat yang berminat membeli Sukuk Negara Ritel seri SR-011 dapat mendatangi beberapa mitra distribusi yang ditunjuk pemerintah. Seperti Mandiri, BCA, BNI, Bank Muamalat, Bank Mega serta beberapa mitra lainnya.
"Kita juga memperbanyak mitra distribusi yakni 22 mitra distribusi. InsyaAllah ini satu investasi yang sangat aman. Karena enggak pernah ada cerita pemerintah default," pungkasnya.
Advertisement