Donald Trump: Kandangkan Boeing 737 Max 8 Setelah Mendarat

Pemerintah AS resmi melarang Boeing 737 Max 8 dan 9. Pesawat yang masih terbang akan langsung dikandangkan setelah mendarat.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Mar 2019, 14:55 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2019, 14:55 WIB
Ilustrasi pesawat Boeing 737 Max 8 (AFP/Stephen Brashear)
Ilustrasi pesawat Boeing 737 Max 8 (AFP/Stephen Brashear)

Liputan6.com, Washington D.C. - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi melarang Boeing 737 Max 8 di negaranya. Sebelumnya, AS salah satu negara yang masih menerbangkan pesawat tipe ini meski negara lain sudah ramai melarang.

Dilansir dari USA Today, Trump menyebut sudah berbicara dengan Menteri Perhubungan Elaine Chao, pelaksana tugas administrator Administrasi Penerbangan Federal (Federal Aviation Administration, FAA) Dan Elwell, serta CEO Boeing Dennis Muilenburg mengenai pelarangan ini.

Pesawat Boeing yang kena larangan pemerintah AS adalah Boeing 737 Max 8 dan 9. Pesawat yang masih mengudara akan langsung dikandangkan begitu mendarat.

"Pesawat yang sedang mengudara akan pergi ke destinasinya dan kemudian dikandangkan," ujar Trump. "Para pilot telah diberitahukan, para maskapai semua sudah diberitahukan. Para maskapai setuju," imbuhnya.

Trump berkata pelarangan ini terkait faktor keselamatan serta faktor psikologis. Pesawat tersebut akan dilarang hingga ada pemberitahuan selanjutnya.

Pihak pemerintah AS menunggu Boeing agar memberikan keterangan resmi terlebih dahulu mengenai akar masalah, barulah larangan dicabut.

"Boeing adalah perusahaan luar biasa. Mereka saat ini bekerja sangat, sangat keras. Dan harapannya mereka akan segera memberi jawaban, tapi sebelum itu pesawat akan dikandangkan" ujar Trump.

Saham Boeing Menguat meski AS Kandangkan Pesawat 737 Max

Boeing 737 MAX
Polish Airlines dengan jenis pesawat Boeing 737 MAX varian 8 berjalan di landasan Bandara Internasional Borispol. (iStockphoto)

Amerika Serikat (AS) memutuskan menghentikan sementara operasional pesawat Boeing Co 737 Max usai mengutip data satelit baru dan bukti dari lokasi kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines pada Minggu 10 Maret 2019. Kecelakaan pesawat itu menewaskan 157 penumpang dan kru.

Kecelakaan itu merupakan kecelakaan kedua yang melibatkan pesawat 737 dalam kurun waktu lima bulan.

Ini pun kedua kalinya FAA menghentikan penerbangan pesawat Boeing dalam enam tahun. Sebelumnya mengandangkan pesawat 787 Dreamliner pada 2013 karena masalah baterai.

Saham Boeing sempat menguat pada awal perdagangan saham, kemudian melemah dua persen ke posisi USD 370,48.

Akan tetapi, pada penutupan perdagangan saham Boeing naik tipis 0,46 persen ke posisi USD 377,14. Penguatan saham Boeing dorong kapitalisasi pasar saham USD 213,07 miliar.

Saham Southwest Airlines Co yang memiliki armada terbesar 737 Max turun 0,4 persen.

"Agensi membuat keputusan ini sebagai hasil dari proses pengumpulan data dan bukti baru yang dikumpulkan di situs dan dianalisis hari ini," tulis FAA dalam sebuah pernyataan.

"Bukti dengan data satelit baru yang baru disempurnakan untuk FAA pagi ini menyebabkan keputusan ini,” tulis FAA.

Hal itu terjadi tak lama setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pesawat akan dikandangkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya