Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan India telah sepakat untuk bekerjasama dalam pembangunan pelabuhan di ujung barat Indonesia, yakni pulau Sabang, Nangroe Aceh Darussalam.
"Sedang berproses, salah satu yang menjadi prioritas adalah Sabang. Pembangunan Aceh," kata Deputi Bidang Koordinasi Bidang Infrastruktur Kemenko Maritim, Ridwan Djamaluddin, di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (19/3/2019).
Dia menuturkan, dasar utama kerja sama tersebut untuk memperkuat hubungan perdagangan dan kerja sama antara kedua negara. Alasan dipilihnya Sabang, kata dia, karena lokasinya yang berdekatan dengan India, yakni Kepulauan Andaman dan Nikobar.
Advertisement
Baca Juga
"Keinginan kedua pihak. India sendiri perlu pasokan logistik dari Aceh. Kita juga berkepentingan. Pelabuhan akan dikembangkan, tapi mereka butuh bahan baku bangunan dari Aceh untuk pembangunan di Nikobar dan Andaman," ujar dia.
"Dekat. Sama-sama di kawasan strategis perdagangan juga . Masuk kawasan selat Malaka. Bersama-sama memperkuat eksistensi kedua negara," ia menambahkan.
Dia pun menyampaikan, pihak India telah beberapa kali mengirim tim teknisnya untuk melakukan studi di Sabang.
Meskipun demikian, dia belum dapat mengungkapkan nilai investasi yang akan digelontorkan untuk pembangunan pelabuhan tersebut.
"Mereka sudah datang beberapa kali ke Sabang. Kita eksplorasi dari sana termasuk tim teknis India dari sana," kata dia.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
India Ajak RI Perkuat Kerja Sama Sektor Infrastruktur
Sebelumnya, Indonesia dan India bertekat untuk meningkatkan kerja sama di sektor ekonomi, khususnya dalam sektor infrastruktur. Hal ini salah satunya melalui penyelenggara 2nd India-Indonesia Infrastructure Forum.
Duta Besar India untuk Indonesia, Pradeep Kumar Rawat mengatakan, pemerintah India ingin membangun sinergi yang lebih besar dengan Indonesia, khususnya dalam sektor infrastruktur.
Menurut Kumar, baik Indonesia maupun India masih memiliki kesenjangan dalam hal pembangunan infrastruktur. Oleh sebab itu, dengan sinergi yang lebih besar, diharapkan kedua negara bisa memperkecil kesenjangan infrastruktur ini.
"Kedua negara diakui sebagai ekonomi besar yang muncul kembali. Tantangan dan peluang murni yang kami tawarkan dalam banyak hal dan kita berdua memiliki kesenjangan infrastruktur. Kita ditantang dalam keahlian, luas wilayah, dan semua hal yang dapat diatasi dengan infrastruktur. Kami berkomitmen untuk lebih jauh meningkatkan kemitraan," ujar dia di Jakarta, Selasa 19 Maret 2019.
Selain soal infrastruktur, Kumar juga mengajak Indonesia untuk meningkatkan kinerja perdagangan kedua negara. Pada 2025, dia menargetkan nilai perdagangan kedua negara bisa mencapai USD 50 miliar.
"Perdagangan bilateral antara Indonesia dengan India perlu didorong oleh komoditas untuk mencapai target USD 20 miliar di 2017 menjadi USD 50 miliar pada 2025," kata dia.
Sementara itu, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Ikmal Lukman mengatakan, penanaman modal asing (PMA) asal India di Indonesia terus mengalami peningkatan dari USD 57,18 juta pada 2013 menjadi USD 206 juta di 2018.
Ikmal juga meyakinkan kepada para investor India untuk meningkatkan investasinya di Indonesia. Menurut dia, meski kondisi global penuh ketidakpastian, namun ekonomi Indonesia tetap menjanjikan bagi para investor asing untuk menanamkan modalnya.
"Kami percaya bahwa tren investasi kami yang baik akan berlanjut tahun ini. Kami mendorong investor untuk berinvestasi di luar Jawa, ada banyak potensi untuk dikembangkan di sana. Digital, gaya hidup, industri, pertanian, maritim adalah sektor paling potensial bagi investor India," tandas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement