Liputan6.com, Jakarta India telah menandatangani perjanjian pertahanan senilai lebih dari US$ 3 miliar (sekira Rp 42,9 triliun) untuk menyewa kapal selam Rusia, pada Kamis 7 Maret 2019. Kapal selam yang diberi nama Chakra III itu memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal nuklir.
Informasi diberikan oleh sumber-sumber pertahanan India, yang mengatakan kepada media lokal dengan syarat anonimitas. Adapun pemerintah India maupun Rusia tidak memberikan konfirmasi secara resmi bahwa kesepakatan telah ditandatangani.
Keputusan itu disinyalir didorong oleh keberadaan ancaman di Samudera Hindia, khususnya yang berpotensi datang dari Pakistan dan China.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip media lokal Times of India, Jumat (8/3/2019), Chakra III akan siap digunakan pada 2025 mendatang, dengan kontrak sewa selama 10 tahun. Harga sewa yang diberikan sudah termasuk paket komprehensif untuk perbaikan kapal hingga suku cadangnya, termasuk pula pelatihan dan infrastruktur teknis yang menunjang operasi.
Chakra III memiliki kapasitas 73 awak dan akan memiliki kecepatan 30 knot. Selain itu, kapal berharga puluhan triliun rupiah disebut-sebut memiliki kemampuan beroperasi dengan kedalaman 530 meter, sebagaimana dikutip dari situs The Diplomat.
Selanjutnya, Chakra III akan dipersenjatai dengan empat tabung peluncuran 650-milimeter dan 533 milimeter untuk menembakkan torpedo tipe 65 dan tipe 53 buatan Rusia. Adapun daya didapatkan dari reaktor nuklir berukuran 190 mega watt
Kapal selam berkelas Akula-1 itu akan menggantikan INS Chakra, kapal selam kelas Akula yang disewa dari Rusia sejak 2012 lalu.
Sambil menunggu kedatangan kapal baru, kontrak INS Chakra disebut-sebut akan diperpanjang.
"Sewa INS Chakra akan diperpanjang hingga setidaknya 2025 melalui kontrak lain hingga kapal selam baru, yang lebih besar dan lebih maju dari itu, akan beroperasi," kata sebuah sumber anonim.
Sistem Nuklir India Jadi Kenyataan
Keberadaan kapal selam berharga 42,9 triliun akan menjadikan nyata sistem pertahanan triad nuklir yang selama ini diharapkan India. Triad nuklir yang dimaksud merujuk pada kemampuan menembakkan senjata nuklir dari darat, udara, dan laut.
Dalam konteks pertahanan darat, India telah memiliki Agni Missiles, rudal kendali dengan berbagai variasi dari jarak menengah hingga antarbenua.
Sedangkan dalam pertahanan udara, India mengandalkan pada jet tempur pengebom (fighter-bomber).
Adapun Chakra III, digadang-gadang akan melengkapi SSBN, sebuah kapal buatan dalam negeri dengan sistem rudal balistik bertenaga nuklir yang diumumkan pada November 2018 lalu.
Kapal selam bertenaga nuklir tidak hanya dimaksudkan untuk patroli pencegahan (strategi pertahanan deterrent patrols), namun juga berpotensi menjadi pembunuh pemburu (hunter-killer) bagi musuh. Selain itu, juga dapat digunakan untuk misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian karena bersifat tersembunyi dan mampu bertahan di bawah air dalam waktu lama.
Bahkan, Chakra III disinyalir dapat berada di bawah air selama berbulan-bulan, tergantung pada ketahanan fisik dan mental para kru. Meskipun demikian, kapal tetap harus muncul ke permukaan setiap beberapa hari untuk mendapatkan oksigen dalam rangka mengisi ulang baterai diesel listrik.
Simak pula video pilihan berikut:
Tak Pedulikan Ancaman AS
Keputusan India untuk melakukan penandatanganan perjanjian dengan Rusia seolah tidak mengindahkan ancaman yang datang dari Amerika Serikat.
Sebelumnya, AS telah mewanti-wanti hendak memberikan sanksi finansial apabila India membeli senjata dari Rusia. Ancaman itu diberikan sejak kedua negara teken kontrak terkait sistem rudal S-400 Triumf senilai US$ 5,4 miliar (sekira Rp 77,3 triliun).
Keputusan India untuk menyewa kapal selam itu disinyalir akan meningkatkan potensi ancaman dari Negeri Paman Sam, mengingat AS memiliki regulasi baru bernama CATTSA (Countering America's Adversaries through Sanctions Act) yang berusah mencegah negara-negara di dunia untuk membeli senjata Rusia atau minyak Iran.
Hal itu senada dengan pendapat seorang ahli yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa kecenderungan untuk terus bergantung pada senjata Rusia akan menimbulkan masalah bagi Negeri Bollywood.
"Pengabaian berulang India, di mana AS menginginkan pengurangan ketergantungan terhadap sistem senjata Rusia, akan menjadi masalah," katanya.
Advertisement