Liputan6.com, Jakarta - PT Veolia Services Indonesia (Veolia Indonesia) akan membangun pabrik daur ulang botol plastik dan pemrosesan ulang botol PET (Polyethylene terephthalate) menjadi botol baru terbesar di Indonesia. Pabrik ini berlokasi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Veolia merupakan perusahaan global yang berbasis di Prancis dengan pengalaman yang mumpuni di teknologi daur ulang plastik. Pabrik ini juga akan memperdayakan sebanyak 25 ribu pemulung dari wilayah Kabupaten dan Kota Pasuruan.
Pengembangan pabrik daur ulang botol ini akan membuat proses daur ulang menjadi lebih efisien dengan skala yang lebih besar untuk mengumpulkan, menyeleksi dan mengelola proses plastik.
Advertisement
Didukung oleh Danone-AQUA, fasilitas ini merupakan upaya untuk memperkuat ekosistem daur ulang dan ekonomi sirkular serta meningkatkan tingkat pengumpulan sampah plastik di Indonesia.
Direktur Sosinable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo menjelaskan, proses daur ulang itu dimulai dari pengumpulan sampah kemasan botol bekas.
"Pengumpulan itu kalau di Indonesia ada tiga macam, yang pertama yaitu bank sampah yang dikembangkan oleh pemerintah," tuturnya di Pasuruan, Kamis (21/3/2019).
Baca Juga
Kedua adalah dari tempat pengumpulan tertentu misalnya dari hotel dan restoran. "Ketiga adalah dari pemulung. Kalau di Indonesia, informal sektor atau pemulung itu memegang peranan penting karena meraka adalah ujung tombak pengumpulan sampah kemasan yang mempunyai nilai ekonomis untuk dijadikan daur ulang," katanya.
Karyanto melanjutkan, sampah kemasan dari pemulung itu akan dikumpulkan ke pengepul besar dalam jumlah banyak dan dipilah - pilah sesuai dengan spesifikasi kualitas. "Dan kemudian akan dicacah, dan dikirimkan ke pabrik daur ulang seperti Veolia ini," ucapnya.
Dari pabrik Veolia ini akan dibersihkan lagi dan diproses dengan teknologi yang tinggi agar memenuhi spesifikasi yang sudah ditetapkan yaitu plastik Virgin atau bahan baku plastik yang berasal dari minyak bumi., "Dari butiran - butiran plastik virgin ini akan diolah menjadi botol baru. Jadi prosesnya kurang lebih seperti itu," ujarnya.
Saat ditanya jumlah pemulung yang akan terlibat secara tidak langsung dalam proses daur ulang botol plastik ini, Karyanto menjawab bahwa kalau berdasarkan hitungan kasar, pemulung itu tidak hanya mengambil satu jenis sampah kemasan yang punya nilai ekonomis.
"Biasanya mereka akan mengambil semua sampah, misalnya sampah kertas, besi, botol plastik dan sebagainya," tuturnya.
Kemudian, pemulung akan memilah - milahkan dan selanjutnya akan dijual sesuai dengan jenisnya dan rata - rata atau kurang lebih, pemulung botol plastik bisa dapat sekitar 3 kg. Sehingga kalau misalkan dikalikan dengan kapasitas produksi di pabrik Veolia ini maka kurang lebih hitungan kasarnya adalah 25 ribu pemulung yang terlibat.
"25 ribu pemulung, utamanya dari yang terdekat di Pasuruan atau sekitaran Jawa Timur. Tapi kalau misalnya masih kurang dan kemungkinan akan mengambil dari tempat lain misalnya dari Bali, Lombok, mampu Sulawesi," ujar Karyanto.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Produksi 25 Ribu Ton PET
Pabrik daur ulang plastik Veolia ini dibangun diatas lahan seluas 22.000 m2 dengan luas bangunan sebesar 7.000 m2 dan ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2020 mendatang.
Setiap tahunnya, pabrik daur ulang plastik ini dapat memproduksi sebanyak 25.000 ton PET daur ulang, yang telah sesuai dengan standar keamanan pangan yang berlaku di Indonesia.
Fasilitas ini akan menyerap 80 pekerja lokal dan melalui teknologi yang canggih, mesin yang digunakan akan dapat memisahkan tutup dan label sekaligus dengan cepat.
Terkait pembangunan pabrik ini, Presiden Director Veolia Indonesia, Sven Beraud-Sudreau mengatakan, Veolia Indonesia berkomitmen untuk mendukung agenda pemerintah dalam mengatasi permasalahan plastik. Oleh karena itu, pihaknya telah memutuskan untuk membangun Pabrik Daur Ulang Plastik PET di Indonesia.
"Untuk mengamankan bahan baku dalam operasi kami, kami akan bekerja dengan aktor pengumpulan sampah plastik di beberapa kota di Indonesia dan diharapkan untuk mengembangkan model pengumpulan inklusif yang dapat memberdayakan sektor informal," tuturnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Ir. Farah Ratnadewi Indriani, MBA mengatakan, pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan iklim investasi yang baik, khususnya kebijakan pengelolaan sampah yang telah menjadi agenda mendesak pemerintah.
Tidak lupa, pihaknya sangat membutuhkan partisipasi dari dunia usaha untuk memberi masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang baik.
"Kolaborasi antara Veolia Indonesia dan Danone-AQUA diharapkan dapat memperkuat ekosistem daur ulang dan ekonomi sirkular di Indonesia sekaligus menjadi kisah sukses yang kedepannya dapat mengundang investasi serupa masuk ke tanah air," kata Farah.
Salah satu perusahaan yang akan menggunakan hasil daur ulang dari pabrik ini adalah Danone-AQUA dengan melanjutkan perjanjian antara dua belah pihak.
Â
Advertisement