Bogor Dapat Bantuan 70 Ribu Lampu Tenaga Surya

Dana yang dikucurkan untuk proyek PJU Tenaga Surya bagi warga Kabupaten Bogor senilai Rp 900 miliar.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 08 Apr 2019, 18:46 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2019, 18:46 WIB
Daerah pelosok di Kabupaten Bogor, Jawa Barat mendapat bantuan lampu penerangan jalan umum tenaga surya (PJU-TS) dari PT Imza Rizki Jaya.
Daerah pelosok di Kabupaten Bogor, Jawa Barat mendapat bantuan lampu penerangan jalan umum tenaga surya (PJU-TS) dari PT Imza Rizki Jaya.

Liputan6.com, Jakarta - Daerah pelosok di Kabupaten Bogor, Jawa Barat mendapat bantuan lampu penerangan jalan umum tenaga surya (PJU-TS) dari PT Imza Rizki Jaya. Bantuan ini sebagai upaya mendukung program Pemerintah Pusat, yakni di bidang pembangunan infrastruktur yang memanfaatkan sumber energi terbarukan untuk melayani masyarakat.

Direktur Utama Imza Rizki Jaya Rizayati mengatakan, dana yang dikucurkan untuk proyek PJU Tenaga Surya bagi warga Kabupaten Bogor senilai Rp 900 miliar.

"Ada 70 ribu lampu PJU Tenaga Surya. Setiap daerah akan mendapat 2.000 unit," ujar Rizayati usai peluncuran nasional program Indonesia Terang di Bogor, Senin (08/04/2019).

Rizayati mengaku memiliki banyak relasi yang bersedia menjadi penyandang dana untuk program yang ia gagas demi kemakmuran rakyat Indonesia. Mereka berasal dari Korea, China, Arab Saudi dan Dubai.

"Mereka siap membantu anggaran demi menyejahterakan rakyat Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, salah satunya program Indonesia Terang ini," tegasnya.

Selain di Bogor, wilayah pelosok di Indonesia juga akan mendapat bantuan serupa, dalam membantu program Indonesia Terang yang digagas pemerintah.

"Program ini kami lakukan dari Sabang sampai Merauke. Fokus utama di Bogor," kata dia.

 

Rumah Bersubsidi

(Foto: Liputan6.com/Muhammad Rinaldi)
Rumah subsidi

Tak hanya program Indonesia Terang, pimpinan perusahaan properti ini juga sudah membangun rumah bersubsidi sebanyak 1.500 unit bagi warga miskin di tiga daerah, yakni Aceh, Manado, dan Lampung.

"Mereka menyerahkan dana Rp10 juta-Rp12 juta untuk mendapatkan rumah seharga Rp75 juta atau Rp35 juta untuk rumah seharga Rp135 juta," ungkapnya.

Untuk membangun rumah bersubsidi, Rizayati mengaku mengerahkan semua sumber daya yang ia miliki.

"Karena dana program itu dibayar pemerintah belakangan, saya mencari sumber dana dengan menghubungi relasi di luar negeri. Alhamdulillah, mereka percaya dan menyediakan dana untuk saya," ujarnya.

Dengan dana sendiri dan bentuk tanggung jawab sosial, Rizayati juga menggelar program rehabilitasi rumah warga kurang mampu. Ada 100 rumah sudah diperbaiki di 4 daerah, salah satunya di Madura.

 

Dimanfaatkan

Lampu tenaga surya di jalan raya
Lampu tenaga surya di jalan raya. Dok: PLN

Namun, upaya untuk meringankan warga yang kurang beruntung itu tidak berjalan mulus. Di beberapa daerah, program tersebut dimanfaatkan segilintir orang demi kepentingan pribadi.

"Di Aceh dan Lampung, ada orang-orang tidak bertanggung jawab memungut uang kepada masyarakat, namun tidak disetorkan ke perusahaan. Di Manado, saya batalkan janji membangun rumah subsidi untuk salah satu komunitas, tapi ternyata calon penerimanya orang-orang mampu dan mapan," tambah pengusaha berdarah Aceh itu.

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang diwakili Jafar Ngabalin mengatakan keberadaan energi di Indonesia belum cukup merata dirasakan masyarakat.

"Semoga banyak orang atau pengusaha yang meniru pemilik PT Imza Riski ini," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya