Harga Emas Tergelincir karena Penguatan Dolar AS dan Saham

Emas tertekan di antara penguatan dolar AS, kenaikan bursa saham dan juga pasar obligasi.

oleh Arthur Gideon diperbarui 24 Apr 2019, 06:50 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2019, 06:50 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas jatuh ke level terendah dalam empat bulan pada perdagangan selasa. Pendorong pelemahan harga emas tersebut karena penguatan dolar AS dan investor lebih suka mengoleksi aset-aset berisiko.

mengutip CNBC, Rabu (24/4/2019), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen ke level USD 1.266,98 per ounce, setelah jatuh ke level terendah sejak 26 Desember di USD 1.265,90 per ounce.

Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,7 persen menjadi USD 1.268,70 per ounce.

"Emas tertekan di antara penguatan dolar AS, kenaikan bursa saham dan juga pasar obligasi," jelas George Gero, analis RBC Wealth Management.

“Harga emas mengambil tempat duduk di deretan paling belakang, menunggu sesuatu yang solid seperti angka inflasi atau beberapa perubahan politik di AS. Sampai saat itu, harga diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran yang lebih rendah," tambah dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dolar AS

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Dolar AS bertahan mendekati level tertinggi dalam tiga minggu karena penurunan volatilitas pasar mendorong permintaan untuk aset berisiko. Dengan hasil obligasi AS yang lebih tinggi juga menawarkan dukungan untuk mata uang AS ini.

Selain itu, pasar saham yang menghijau dan mencetak posisi tertinggi dalam beberapa bulan terakhir juga menekan harga emas.

Serangan terhadap gereja dan hotel mewah di Sri Lanka pada hari Minggu menewaskan lebih dari 300 orang dan melukai lebih dari 500 orang menambah hambatan bagi emas karena orang glebih memiih untuk mengoleksi dolar AS.

Perdagangan Sebelumnya

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Pada perdagangan sebelumnya, harga emas dunia stabil, bertahan di atas level terendah dalam hampir empat bulandipicu melemahnya Dolar  AS dan harapan Amerika Serikat akan menempatkan pembatasan lebih lanjut pada ekspor minyak Iran.

Melansir laman Reuters, harga minyak di pasar spot sedikit naik 0,1 persen menjadi USD 1.275,62 per ons. Pada hari Kamis, harga sempat menyentuh USD 1.270,63, terendah sejak 27 Desember. Adapun pasar ditutup pada hari Jumat.

Sementara harga emas berjangka AS menetap 0,1 persen lebih tinggi menjadi USD 1,277.60 per ounce.

Amerika Serikat telah mengambil langkah agresif dengan tidak memperpanjang keringanan (sanksi) bagi Iran.

"Ada beberapa risiko geopolitik dan sedikit permintaan safe haven untuk emas," kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures.

"Dolar yang lebih lemah dan ekuitas yang lebih lembut juga mendukung emas," tambah dia.

Harga minyak bahkan sempat mencapai USD 74 per barel pada hari Senin, tertinggi sejak November, karena Amerika Serikat mengumumkan tindakan keras lebih lanjut terhadap ekspor minyak Iran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya