Miliarder Bill Gates Ungkap Kesalahan Terbesar dalam Hidupnya

Kesalahan terbesar Bill Gates membuatnya kehilangan peluang ribuan triliun rupiah.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Jun 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2019, 20:00 WIB
Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, London - Penyesalan terbesar dari miliarder Bill Gates ternyata juga berada di industri teknologi. Manusia terkaya nomor dua di dunia ini mengaku menyesal karena tidak mengembangkan sistem seperti Android ketika ia dulu memimpin Microsoft.

"Kesalahan terbesar adalah mismanajemen yang saya lakukan sehingga menyebabkan Microsoft tidak menjadi Android seperti sekarang," ungkap Bill Gates seperti dikutip Independent.

Operation system (OS) seperti Android dinilai sudah mendominasi alih pasar. Bill Gates menilai di dunia teknologi hanya ada satu ruang untuk pesaing OS Apple, dan itu seharusnya bisa diambil Microsoft.

Bill Gates menilai valuasi Android juga amat besar, yakni USD 400 miliar atau setara Rp 5.661 triliun. Dan di pasar teknologi, pihak pemenang mengambil segalanya.

"Ini sungguh pemenang mengambil segalanya (wintter take all). Hanya ada satu ruang untuk sistem operasi yang bukan milik Apple, dan berapa harganya? USD 400 miliar. Itu bisa saja ditransfer dari perusahaan G ke M," ujar Bill Gates tanpa menyebut nama lengkap Google.

Android Inc. aslinya adalah startup milik Andy Rubin yang dibeli Google pada tahun 2005. Venture Beat memperkirakan Google membelinya seharga USD 50 juta atau kini setara Rp 707 miliar jika disesuaikan inflasi.

Bila laporan Venture Beat dan perkiraan Bill Gates sama-sama benar, artinya Google berhasil untung besar dalam pembelian tersebut. Sebab, kini harga Android sudah ribuan triliun rupiah.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Jangan Bekerja Demi Uang, Anda Tak Akan Bahagia

Tim Cook
Tim Cook, CEO Apple saat berkunjung ke Apple Store 3 November 2017 di Palo Alto, California. (Doc: Gettyimage)

CEO Apple Tim Cook memberikan beberapa saran bagi para anak muda agar tidak terobsesi hanya kepada uang saja.

"Saran saya kepada Anda semua, jangan bekerja demi uang karena ini akan membuat uang itu cepat habis hingga Anda tidak pernah merasa cukup dan tidak bahagia," ujarnya seperti dikutip dari laman CNBC.

Tim Cook berpendapat, seseorang harus bisa mencari sesuatu yang membuat mereka begitu bersemangat. Jika tidak berhasil menemukan hal itu, maka orang tersebut tidak dapat bahagia seumur hidupnya. 

Untuk itu, Cook menyarankan agar pemuda bisa mencari pekerjaan yang disukainya dibanding harus mencari pekerjaan dengan gaji yang tinggi.

Karena dengan begitu mereka tidak akan berat menjalaninya meskipun tugas yang sedang ia kerjakan memang sungguh sulit.

Ternyata saran ini, sudah terlebih Cook terapkan dan hasilnya sungguh luar biasa. Ia mendapatkan gaji yang begitu baik dengan mengerjakan hal yang ia sukai.

Namun ternyata ada beberapa miliarder dunia yang menentang hal ini. Diantaranya, Warren Buffett dan Bill Gates. Mereka berdua berpendapat jika kesuksesan dapat diraih berkat tingkat penasarannya yang begitu tinggi dan hasrat ingin meraihnya.  

 

Amazon Jadi Merek Paling Berharga di Dunia

Jeff Bezos
Jeff Bezos (AP Photo/Ted S. Warren, File)

Sebelumnya dikabarkan, Amazon menjadi perusahaan paling bernilai atau berharga di dunia. Perusahaan raksasa e-commerce ini mencatatkan nilai merek mencapai USD 315,5 miliar atau sekitar Rp 4.491 triliun (asumsi kurs Rp 14.235 per dolar AS).

Amazon mampu melewati Apple dan Google. Selama 12 tahun, Apple dan Google menduduki posisi teratas untuk merek paling berharga di dunia. Hal itu berdasarkan laporan terkait merek global paling berharga dari konsultan Kantar dan WPP.

Nilai merek Amazon mampu tumbuh karena akuisisi, layanan pelanggan dan mempertahankan beragam produk dan layanan.

"Pertumbuhan nilai merek fenomenal Amazon hampir USD 108 miliar pada tahun lalu menunjukkan bagaimana mereka sekarang berlabuh pada kategori dan wilayah individu," ujar Kantar’s Global Head of Brandz, Doreen Wang, seperti dikutip dari laman Fox Business, Rabu, 12 Juni 2019.

Wang menambahkan, perkembangan teknologi mendorong merek Amazon, Google dan Alibaba menawarkan berbagai layanan untuk berbagai konsumen.

"Menggunakan pengalaman dan keahliaan konsumen mereka, merek-merek ini juga beralih ke sektor layanan bisnis, menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan merek," tutur dia.

Sebelumnya, Apple dan Google memegang posisi dua teratas untuk merek paling berharga pada tahun lalu. Sedangkan Amazon berada di posisi ketiga.

Pada 2019, Apple berada di posisi kedua dengan nilai merek USD 309,5 miliar dan Google turun dari pertama ke posisi tiga dengan nilai merek USD 309 miliar.

Berdasarkan rilis, perusahaan teknologi berada di puncak daftar Top 100 BrandZ sejak dimulai pada 2006. Pada 2019, lima perusahaan teknologi adalah di antara 10 merek teratas dengan Microsoft di tempat keempat dengan nilai USD 251,2 miliar, Facebook berada di keenam dengan nilai USD 158,9 miliar dan Tencent di posisi delapan dengan nilai USD 130,8 miliar.

Perusahaan lain dalam daftar yaitu Visa di tempat kelima dengan nilai USD 177,9 miliar, Alibaba di posisi tujuh dengan nilai USD 131,2 miliar. Kemudian McDonald’s dengan posisi sembilan, dan catatkan nilai USD 130,3 miliar, dan perusahaan penyedia telekomunikasi AT&T di posisi 10 dengan nilai USD 108,3 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya