Dongkrak Ekspor, Pelabuhan Tanjung Priok Bakal Beroperasi Nonstop

Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, Bea Cukai, Imigrasi, Operator Pelabuhan, Bank, dan stakeholder terkait akan melakukan pelayanan 24 jam.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Jul 2019, 09:30 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2019, 09:30 WIB
Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka meningkatkan jumlah ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok, waktu operasional pelayanan di tempat tersebut akan dioptimalkan menjadi 24 jam per hari.

Nantinya Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, Bea Cukai, Imigrasi, Operator Pelabuhan, Bank, dan stakeholder terkait bakal melakukan pelayanan optimal secara terus-menerus.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, ada beberapa hal yang memang harus ditingkatkan untuk bisa mendongkrak ekspor. Salah satunya, dengan meningkatkan waktu operasional pelayanan di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Berkaitan dengan jumlah hari produktif pelayanan, sebelum ini 3 hari, sekarang sudah 4-5 hari, kita ingin 7 hari. Artinya 24/7 kita melayani. Agar orang-orang yang melayani di sini waktunya tersebar dan fasilitas tol, truk itu terbagi rata di 7 hari. Sehingga produktivitas itu lebih baik," ujar dia lewat sebuah keterangan tertulis, Senin (8/7/2019).

Secara ilustrasi, ia melanjutkan, apabila ada eksportir yang ingin mengirim 14 kontainer barang dengan waktu pelayanan 3 hari, maka dalam satu hari harus ada 5 truk kontainer yang berjalan dalam sehari.

Tapi, sambungnya, jika waktu pelayanan menjadi 7 hari maka dalam satu hari hanya dibutuhkan 2 truk kontainer saja. Imbasnya, ini akan membuat jalanan dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok menjadi tidak terlalu padat sehingga dapat mengurangi jumlah kemacetan.

"Jadi jalannya lengang, truknya produktif yang di pelabuhan juga enak mengaturnya. Dengan lengang itu maka kecenderungan untuk melakukan kegiatan ekspor khususnya itu bertambah. Pasti bertambah. Karena kemudahan itu equivalen dengan pertambahan jumlah. Kalau ini semua lancar maka otomatis yang ekspor juga menjadi lebih banyak," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kegiatan Impor Barang

Menhub Budi Karya Hadiri Peluncuran Perkumpulan Angkutan Daring Indonesia
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan sambutan serta pengarahan saat Launching Perkumpulan Angkutan Daring Indonesia (PADI) di Gedung Inkoppol, Jakarta, Senin (7/1). (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Hal lain yang juga menjadi pusat perhatian Budi yakni terkait empty container (kontainer kosong) dalam impor barang. Menurutnya, banyak kontainer setelah melakukan proses impor barang, truk-truk kontainer tersebut berjalan dalam keadaan tanpa muatan atau kosong.

Oleh karena itu, ia menegaskan, hal tersebut akan dikoordinasikan lebih lanjut agar truk-truk itu tidak berjalan dalam keadaan kosong.

"Truk banyak yang berjalan kosong. Setelah impor, dia kosong, dia dibawa ke Cikarang ke sini (Tanjung Priok) kosong. Kita akan minta kepada cargo owner, atau shipping line untuk menyiapkan supaya jangan ada truk yang kosong. Jadi kita upayakan itu dalam keadaan terisi," seru dia.

Poin terakhir yang menjadi sorotan Menhub Budi adalah masalah sistem. Perlu ada satu sistem yang mengatur secara keseluruhan, yakni dengan akan meningkatkan koordinasi Indonesia National Single Window (INSW) sampai Inaportnet.

"Dengan Bea Cukai, Pelindo, Syahbandar, OP bersama Ditjen Perhubungan Laut, akan kita rapatkan minggu depan agar sistemnya itu menjadi satu. Di sini juga saya sengaja mengundang para banker BNI, BRI dan Mandiri untuk Sabtu Minggu juga masuk. Jadi sekarang Sabtu-Minggu masih sepi, jadi nanti akan ramai, agar mereka juga beroperasi," pungkasnya.

Pelayanan Penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak Kini Layaknya Bandara

Arus Mudik di Surabaya
Pemudik yang menumpang KM Labobar tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (31/5/2019). Pelindo III memprediksi puncak mudik angkutan laut Lebaran 2019 yang masuk ke Jawa Timur akan terjadi pada H-3 atau Minggu, 2 Juni. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

PT Pelindo III (Persero) siap menerapkan fasilitas gate in online di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya untuk kapal penumpang dan ro-ro. Fasilitas tersebut membuat penumpang kapal laut yang sudah check in dapat memindaiboarding pass-nya sebelum berjalan dari terminal untuk masuk ke dek kapal, sehingga terdata dengan jelas.

“Pelindo III sebagai operator Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara (GSN) mengintegrasikan data penumpang dari enam operator kapal (penumpang dan ro-ro) untuk penerapan fasilitas gate in online. Sehingga data check in dan boarding ini dapat dimanfaatkan oleh Kantor Kesyahbandaran sebagai manifes penumpang kapal yang valid dan menjadi dasar penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) agar kapal dapat berangkat,” kata Direktur Operasi dan Komersial Pelindo III Putut Sri Muljanto dalam keterangannya, Jumat (21/6/2019).

Putut Sri Muljanto menjelaskan bahwa fasilitas tersebut sangat penting untuk semakin menjamin faktor keselamatan berlayar kapal dan keamanan di gedung terminal penumpang.

Dengan diterapkannyae-ticketing untuk penumpang kapal, maka area boarding dalam gedung terminal hanya akan diisi oleh penumpang kapal. Sehingga lebih nyaman dan lebih tertib.

Per 1 Agustus nanti agen penjualan tiket fisik kapal juga akan dipindah ke lokasi lain di luar gedung terminal. Antrean masuk ke kapal juga akan diatur per dek agar lebih tertib. Kemudian dari data gate in online jumlah, identitas, dan tujuan penumpang yang naik ke kapal juga jelas.

“Penerapan e-ticketing dan gate in online di Pelabuhan Tanjung Perak menjadi langkah penting dalam transformasi digital layanan penumpang moda transportasi laut di Indonesia. Kementerian Perhubungan mendorong sinergi antara BUMN operator terminal dan pihak operator kapal swasta demi memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat,” ungkap Putut.

Menhub Harap Pembangunan Pelabuhan Marunda Terus Berjalan

Permudah Konsumen, Tanjung Priok Terapkan Sistem Baru Pembayaran Jasa Pelabuhan
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/10). PT Pelabuhan Indonesia II menerapkan fasilitas dan layanan pembiayaan jasa kepelabuhan (port service financing/PSF) di Tanjung Priok. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya ingin agar proses pembangunan Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara, terus berjalan. Hal ini guna menopang kegiatan kepelabuhan di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Harapan saya tetap berjalan, supaya tidak ada stagnan," ujar dia di Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Budi mengungkapkan, keberadaan Pelabuhan Marunda ditujukan untuk melayani bongkar-muat produk curah seperti batubara, komoditas cair, dan lain-lainnya. Dengan begitu, dapat mengurangi beban yang ada di Tanjung Priok yang sudah terlalu padat.

"Ini dapat mengurangi tekanan terhadap Tanjung Priok," ucapnya. 

Agar pembangunan Pelabuhan Marunda tidak berhenti, Budi berharap adanya rekonsiliasi antara pemegang saham yang saat ini sedang dalam proses peradilan.

"Pelabuhan tetap berjalan, kami nunggu keputusan dari pengadilan saja. Harapan saya ada rekonsiliasi di antara mereka, ada take and give," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya