Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi angkat suara terkait aksi mogok yang dilakukan oleh sopir bus Damri trayek Bandara Soekarno Hatta.
Aksi mogok dilakukan untuk memprotes manajemen Damri yang menerapkan sistem e-ticketing dimana meniadakan kondektur atau helper di dalam bus (on board).
Budi mengatakan, pemberlakuan sistem e-ticketing merupakan bagian dari upaya perseroan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Advertisement
"Sebagai suatu korporasi, Damri selalu ingin melakukan suatu perubahan. Saya mendapat report bahwa perubahan itu adalah bagaimana menggunakan IT ticketing online," kata dia, saat ditemui, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (8/7/2018).
Baca Juga
Melalui pemberlakuan sistem e-ticketing, lanjut dia, Damri tentu ingin meningkatkan kualitas layanan agar lebih mudah dan nyaman bagi masyarakat. "Nah ini kan pasti bagus. Bagus apa? Praktis, mengurangi kebocoran, dan tentunya Damri akan maju. Bahwa di sana ada yang belum cocok ya jangan dong. Kita ingin maju," ungkapnya.
"Kemarin sudah negosiasi ada suatu kesepakatan mereka tetap jalan. Kalau yang nggak sepakat ya udah. Kita harus jalan," imbuh Budi.
Meskipun demikian, Budi enggan mengomentari lebih jauh terkait masa depan para kondektur Damri pasca pemberlakuan e-ticketing. "Itu kewenangan dari Damri sendiri," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sopir Bus Bandara Soetta Mogok Kerja, Dirut Damri Minta Maaf
Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin menyampaikan permohonan maaf bahwa hari ini layanan Damri untuk trayek Bandara Soekarno-Hatta (Seotta) mengalami gangguan sebagai imbas dari pengemudi yang mogok kerja.
Ia menjelaskan, demo pengemudi Damri di Bandara Soetta sebenarnya berlangsung sejak kemarin, Jumat 6 Juli 2019. tuntutannya adalah agar helper lama direkrut oleh Damri dan diposisikan di dalam bus kembali.
"Demo pengemudi yang diduga didalangi oleh segelintir provokator tersebut sudah mengarah pada tindakan anarkis dengan menyerang pejabat Damri yang langsung menemui mereka dengan maksud menjelaskan kebijakan perusahaan dan untuk mendapatkan titik temu," jelas dia dalam keterangan tertulis Sabtu (6/7/2019).
Milatia menjelaskan saat ini manajemen stengah mengembangkan dan melaksanakan penggunaan electronic ticketing system. E-tiket, bukan hanya merupakan pilihan tetapi suatu keharusan. Teristimewa di lokasi Bandara Soekarno Hatta.
PT Angkasa Pura II sudah sedemikian gencar dengan digitalisasi, kebijakan Damri tentunya selaras dengan kebijakan Angkasa Pura II dan tuntutan jaman.
Advertisement
Helper di Dalam Bus Dihilangkan
Dengan system e-tiket, layanan helper di dalam bus (on board) sudah tidak diperlukan. Namun perlu digarisbawahi bahwa layanan helper tidak pernah dihilangkan. Layanan helper dipindahkan dari dalam bus (on board) ke luar bus (off board).
"Sesuai dengan fungsinya, helper Damri disiagakan untuk membantu pelanggan Damri di titik-titik pemberangkatan dan titik-titik kedatangan," tutur dia.
Dengan demikian tidak ada pengurangan layanan Damri dengan adanya perpindahan posisi helper.