Liputan6.com, Jakarta Transaksi jual beli online saat ini kian marak dan digandrungi masyarakat. Namun rupanya hal tersebut juga menjadi lahan baru bagi para penjahat untuk melancarkan aksinya, salah satunya adalah pembobol kartu kredit.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengungkapkan kasus kejahatan kartu kredit terbanyak ada pada sektor transaksi online.
"Sekarang marak transaksi online, kita memang dimudahkan dalam belanja online tapi ternyata kasus kejahatan di area itu juga meningkat," kata Linda Djojonegoro selaku Senior Vice President Head of Consumer Card Credit & Services Group BCA, dalam sebuah acara diskusi di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengungkapkan, modus pembobolan kartu kredit dalam transaksi online biasanya adalah dengan mencuri nomor kartu kemudian meminta One Time Password (OTP) kepada pemilik kartu kredit.
"Kita harus hati-hati, jangan pernah memberikan nomor kartu kita, expire date dan nomor CVV di belakang kartu," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Belum Semua Gunakan SIstem OTP
Selain itu, lanjutnya, kelemahan transaksi online saat ini adalah belum semua website atau merchant memberlakukan sistem OTP. Sehingga para penjahat tersebut kian mudah dalam melancarkan aksinya.
"Kalau OTP masuk tetapi kita gak transaksi terus ada yang nelfon pura-pura membatalkan transakssi bukannya membatalkan malah menjadikan transaksi. Jadi OTP tuh untuk menjadikan transaksi, bukan membatalkan," ujarnya.
Untuk mensiasati hal tersebut, dia mengungkapkan BCA akan menambah fitur untuk mencegah pembobolan kartu kredit dari transaksi online.
"Online misalnya kalau orang yang gak pernah transaksi online, matikan fiturnya," ujarnya.
Kendati demikian dia mengungkapkan aduan nasabah terkait pembobolan kartu kredit tidak banyak dibandingkan dengan total jumlah transaksi secara keseluruhan. Namun meskipun cuma satu kasus, hal tersebut tetap merupakan kejahatan.
"Relatif kalau buat kita 10 atau 20 (kasus) sudah ngerasa banyak, kalau kita bandingkan sama transaksi relatif kecil, kita berusaha semaksimal mungkin tidak terjadi," tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Transaksi Digital di BCA Sudah Capai 97 Persen
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengakui bahwa tren digitalisasi di dunia perbankan melejit tajam. Hal tersebut mendorong transformasi pelayanan bank tersebut secara digital.
"Tren digitalisasi yang saat ini berkembang turut pula mendorong sejumlah transformasi digital yang dilakukan BCA. Sekitar 97 persen transaksi di BCA saat ini berlangsung secara digital," ujar Direktur BCA Erwan Yuris, Senin (24/6/2019).
Nasabah BCA merasa nyaman dengan kemudahan yang diberikan BCA melalui internet dan mobile banking, dan berbagai aplikasi, fitur, alat pembayaran nontunai yang disediakan BCA. Terutama nasabah yang berasal dari kaum milenial, dimana kemudahan dan kecepatan adalah prioritas mereka.
Seperti diketahui, saat ini transpormasi digital BCA melalui internet dan mobile banking, dan berbagai aplikasi, fitur, alat pembayaran nontunai. Antara lain Flazz BCA, Sakuku, DUITT, dan fitur-fitur seperti QRku, OneKlik BCA, BCA Keyboard, dan Buka Rekening Online.
Kendati demikian, BCA yakin, peran Kantor Cabang tidak akan tergantikan. Komunikasi intens tatap muka yang humanis dan personal antara perbankan dan nasabah hanya dapat tercipta karena adanya representasi Kantor Cabang.
“Kehadiran KCU ini memberikan jaminan bahwa BCA benar-benar ingin memprioritaskan kebutuhan nasabah, memberikan kenyamanan, kemudahan, dan keamanan yang prima kepada nasabah dalam bertraksaksi, "ujar Erwan.
KCU baru yang terletak di Komplek Tangerang City Rukan Skandinavia Blok H6-8 dan 18-20, Jl. Jenderal Sudirman No. 1 Tangerang tersebut. Selama ini, KCU yang berada di dalam mall akan melebur atau pindah ke rukan baru tersebut.