Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog Subdivre Surakarta meraih penghargaan di ajang Indonesia Marketers Festival 2019. Penghargaan tersebut diterima oleh Kasi Komersial Perum Bulog Subdivre Surakarta Nur Fuad Indra yang keluar sebagai pemenang Field Promoter of the Year 2019 dari Markplus Inc.
Chairman MarkPlus, Inc, Hermawan Kartajaya mengatakan, ajang ini merupakan apresiasi dari Marketeers kepada para pelaku operasional dalam penjualan (sales), promosi (field promotion) dan pelayanan (service). Setelah dilakukan seleksi dari aspek productivity, creativity dan entrepreneurship maka Seksi Komersial Bulog Surakarta berhak meraih penghargaan ini yang dibuktikan dengan sales yang tinggi di 2019.
Advertisement
Baca Juga
"Untuk meningkatkan penjualan di tahun 2019, harus gencar melakukan sales promotion. Tapi awas, jangan hanya diskon. Karena masih banyak strategi atau gebrakan yang bisa dilakukan agar sales naik, plus nama brand Anda tetap apik," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (20/7/2019).
Event roadshow marketing terbesar, Indonesia Marketeers Festival 2019 ini merupakan gelaran pemasaran tahun ke tujuh sejak 2013. Event tersebut hadir sebagai ajang bagi mereka pelaku pemasaran dan penjualan untuk mendapatkan ilmu dan insight menarik serta paling update untuk diaplikasikan di dunia profesional.
Semarang menjadi kota ke-9 yang disambangi. Sebelumnya delapan kota menjadi lokasi ajang ini, mulai Balikpapan, Batam, Pontianak, Bandar Lampung, Pekanbaru, Solo, Banjarmasin, Manado.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bos Bulog Paparkan Alasan Lepas 50 Ribu Ton Beras karena Busuk
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan, dilepasnya 50 ribu ton cadangan beras pemerintah (CBP) akibat kondisi beras yang sudah rusak disebabkan banyaknya mafia beras.
Tak hanya itu, menurut Buwas, kurangnya sinergi antara kementerian dan lembaga (K/L) terkait kebutuhan beras kerapkali menjadikan beras menjadi komoditas bisnis untuk kepentingan oknum atau institusi tertentu.
"Pangan (beras) ini bukan barang mati, makanya ada nilai turunnya. CBP itu bukan punya Bulog tapi pemerintah, jadi harus ada audit, ada izinnya karena menyangkut beban yang ditanggung oleh negara sebagai yang bertanggung jawab dalam pengadaan beras itu," tutur dia di Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Selain itu, Buwas juga menyebutkan ada program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) oleh Kementerian Sosial (Kemensos) menyebabkan penyerapan beras oleh Bulog tak optimal.
Oleh karena itu, Buwas menuturkan, persoalan pangan di dalam negeri menjadi pelik. Selain kemunculan BPNT, kartel beras pun menjamur sehingga penyerapan beras Bulog terancam berhenti.
"Seolah-olah Bulog ini berbisnis. Ini melemahnya kewenangan kendali pangan oleh negara karena hitunganya semua berpikir kepentingan pribadi dan kelompok. Semua itu sekarang berpikir bagaimana saya mendapatkan finansial. Lupa bahwa ini tugas pengabdian masyarakat. Kalau di supply pasar bebas maka berasnya Bulog tidak keluar maka serapan kita ya akan berhenti. Persoalannya di pangan," tegas dia.
Advertisement
Cegah Busuk, Pemerintah Cari Cara Beras di Gudang Bulog Segera Disalurkan
Sebelumnya, Pemerintah Jokowi-JK tengah mencari jalan keluar agar stok beras di gudang Bulog sebanyak 2,3 juta ton dapat disalurkan. Sebab, apabila terus-terusan ditahan di gudang Bulog, kualitas beras akan rusak.
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya akan melibatkan Perum Bulog dalam urusan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang selama ini tengah dijalankan oleh lingkup kementeriannya. Dengan demikian stok beras yang berada di gudang Bulog dapat tersalurkan dengan cepat.
"Kita cari jalan keluar supaya beras di gudang Bulog itu bisa tersalurkan. Komitmen kita," katanya saat ditemui di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Jumat, 28 Juni 2019.
Agus menambahkan pihaknya juga membuka peluang apabila nantinya Bulog mau bekerja sama dengan BPNT untuk penyaluran bantuan sosial. Pihaknya juga memberikan kesempatan bagi Perum Bulog untuk menjadi supplier.
"Iya, secara kualitas dan Bulog sanggup untuk itu. Nanti diutamakan untuk disalurkan dalam BPNT. Tentu dengan kualitas yang memang sudah siap. Sekarang bulog sudah siap kualitasnya bagus," kata dia.