Liputan6.com, Jakarta - Kementerian ESDM mengadakan jalan sehat dalam rangka mengenalkan rumah listrik surya atap pada masyarakat. Menteri ESDM Ignasius Jonan menjadi tuan rumah dalam open house rumah listrik tenaga surya.
Mock-up rumah listrik surya itu dipamerkan di Monas dan memiliki tipe 36, daya listrik 5kwp, inverter 5,5 kwp, serta jaringan listrik PLN daya 7.700 watt. Di bagian atap rumah minimalis itu tampak panel-panel surya untuk menghasilkan tenaga listrik.
Rumah itu menampilkan berbagai peralatan terkait penggunaan listrik surya atap, seperti kompor listrik untuk memasak dengan tenaga surya, dan berbagai kelengkapan listrik rumah tangga seperti lampu surya, dan kendaraan listrik yang di-charge. Mobil listrik dinilai lebih hemat 50 persen dibanding mobil BBM.
Advertisement
Â
Baca Juga
Menteri Jonan berharap masyarakat memilih listrik tenaga surya karena tidak merusak lingkungan, sekaligus bisa dipakai dalam jangka panjang. Anak muda pun diprediksi bisa mengoptimalkan tenaga surya.
"Energi bersih untuk kelistrikan dan kendaraan saya kira daya dorongnya akan besar karena generasi muda mendukung dan mendorong energi yang lebih bersih," ujar Jonan yang ditemani Plt Dirut PLN Djoko Abumanan di Monas, Jakarta, Minggu (28/7/2019).
Acara bertajuk Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNNS) ini dimotori oleh pemerintah bersama Asosiasi Produsen Modul Surya Indonesia (Apamsi), Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), dan Penggunaan Listrik Surya Atap (GNNSA).
Gerakan ini menargetkan peningkatan persebaran Energi Terbarukan dari 5 persen pada 2015 menjadi 23 persen pada 2025. Dari target 23 persen itu, proyeksi Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah sebesar 6,5 Gwp.
Visi ini juga bentuk dukungan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan ancaman perubahan iklim, serta bentuk komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement untuk melindungi lingkungan dan upaya mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bogor Dapat Bantuan 70 Ribu Lampu Tenaga Surya
Daerah pelosok di Kabupaten Bogor, Jawa Barat mendapat bantuan lampu penerangan jalan umum tenaga surya (PJU-TS) dari PT Imza Rizki Jaya. Bantuan ini sebagai upaya mendukung program Pemerintah Pusat, yakni di bidang pembangunan infrastruktur yang memanfaatkan sumber energi terbarukan untuk melayani masyarakat.
Direktur Utama Imza Rizki Jaya Rizayati mengatakan, dana yang dikucurkan untuk proyek PJU Tenaga Surya bagi warga Kabupaten Bogor senilai Rp 900 miliar.
"Ada 70 ribu lampu PJU Tenaga Surya. Setiap daerah akan mendapat 2.000 unit," ujar Rizayati usai peluncuran nasional program Indonesia Terang di Bogor, Senin (08/04/2019).Â
Rizayati mengaku memiliki banyak relasi yang bersedia menjadi penyandang dana untuk program yang ia gagas demi kemakmuran rakyat Indonesia. Mereka berasal dari Korea, China, Arab Saudi dan Dubai.
"Mereka siap membantu anggaran demi menyejahterakan rakyat Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, salah satunya program Indonesia Terang ini," tegasnya.
Selain di Bogor, wilayah pelosok di Indonesia juga akan mendapat bantuan serupa, dalam membantu program Indonesia Terang yang digagas pemerintah.
"Program ini kami lakukan dari Sabang sampai Merauke. Fokus utama di Bogor," kata dia.
Advertisement
Rumah Bersubsidi
Tak hanya program Indonesia Terang, pimpinan perusahaan properti ini juga sudah membangun rumah bersubsidi sebanyak 1.500 unit bagi warga miskin di tiga daerah, yakni Aceh, Manado, dan Lampung.
"Mereka menyerahkan dana Rp10 juta-Rp12 juta untuk mendapatkan rumah seharga Rp75 juta atau Rp35 juta untuk rumah seharga Rp135 juta," ungkapnya.
Untuk membangun rumah bersubsidi, Rizayati mengaku mengerahkan semua sumber daya yang ia miliki.
"Karena dana program itu dibayar pemerintah belakangan, saya mencari sumber dana dengan menghubungi relasi di luar negeri. Alhamdulillah, mereka percaya dan menyediakan dana untuk saya," ujarnya.
Dengan dana sendiri dan bentuk tanggung jawab sosial, Rizayati juga menggelar program rehabilitasi rumah warga kurang mampu. Ada 100 rumah sudah diperbaiki di 4 daerah, salah satunya di Madura.
Ini Prioritas Penggunaan Anggaran Kementerian ESDM Tahun 2020
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan bahwa pada tahun 2020 pagu indikatif Kementerian ESDM meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun ini.
"Pagu indikatif Kementerian ESDM tahun 2020 senilai 9,67 triliun rupiah, ini berkat usaha dan kerja keras semua Anggota Komisi VII DPR RI," ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung Nusantara I, Kamis (20/6).
Jonan menyampaikan, pada tahun 2020 Kementerian ESDM memiliki prioritas penggunaan anggaran yang mayoritas akan digunakan untuk kepentingan rakyat luas, yaitu pembangunan sambungan jaringan gas (jargas) rumah tangga sebanyak 293.000 sambungan, yang meningkat hingga 3 kali lipat dibandingkan pada tahun 2019 ke belakang.
"Pembangunan jargas rumah tangga untuk mengurangi impor LPG, biasanya setiap tahun kita hanya bangun itu 80.000 hingga 90.000 sambungan rumah sampai 2019," imbuhnya.
Selanjutnya Menteri Jonan menyebut konverter kit (konkit) dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas untuk nelayan dan petani sebanyak 50.000 paket konkit, meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun 2019, serta konversi minyak tanah menjadi LPG sejumlah 522.000 paket.
Prioritas penggunaan anggaran tahun 2020 lainnya, imbuh Jonan, adalah penyediaan bor air tanah dangkal untuk tanggap darurat sebanyak 50 titik, yang berkaca dari bencana kegeologian di Lombok dan Sulawesi Tengah tahun lalu. Serta pengeboran sumur air bersih untuk di daerah sulit air sebanyak 750 titik.
"Ini waktu gempa Sulawesi Tengah (Sulteng) berantakan kita. Kita harus survive bagaimana mencarikan anggaran untuk membangun 50 titik di tempat-tempat pengungsian di Sulteng dan Lombok, dan juga pemboran air bersih di daerah sulit air, itu yang biasanya 500-600 titik, sekarang naik 750 titik," Jelasnya.
Pembangunan biogas komunal, sebut Menteri Jonan, juga merupakan prioritas penggunaan anggaran pada tahun depan, dimana KESDM akan membangun 24 unit, yang utamanya untuk pondok pesantren sehingga untuk memasak tidak perlu mengeluarkan biaya untuk energinya.
Prioritas lainnya dikatakan Jonan, adalah pembangunan lampu penerangan jalan tenaga surya sebanyak 50.000 unit. Selain itu, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) rooftop sebanyak 800 unit yang akan digunakan untuk rumah sosial seperti panti asuhan, sekolah-sekolah, dan pondok pesantren. Serta pembangunan 50 unit PLTS untuk pos-pos di daerah terluar milik TNI.
"Pembangunan penerangan fotovoltaik atau tenaga surya, biasanya ini 20.000 unit setahun, ini naik menjadi 50.000 (unit). Ini kalau standarnya 1 KM 20 lampu, ini sama dengan 2.500 KM jalan atau 2 kali panjang jalan tol trans jawa," Pungkas Jonan.
Di samping itu, prioritas anggaran Kementerian ESDM pada tahun 2020 juga akan digunakan untuk pengembangan Geopark sebanyak 2 layanan; Pembangunan Politeknik Energi dan Pertambangan di Bali, Prabumulih (Sumatera Selatan), dan Bandung (Jawa Barat); Perbaikan peralatan 3 sistem mitigasi bencana geologi; Pengembangan 10 Pos Pengamatan Gunung Api; Serta untuk pendidikan pelatihan masyarakat di bidang migas, geologi mineral dan batubara, dan EBTKE.
Advertisement