Pertamina Kerahkan Peralatan Canggih Atasi Tumpahan Minyak di Karawang

Selain mengerahkan Giant Octopus Skimmer, Pertamina juga membentangkan Static Oil Boom berukuran 5 x 400 meter di sekitar anjungan YY di Karawang.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Jul 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 10:30 WIB
Antusiasme Nelayan Muara Gembong Kumpulkan Tumpahan Minyak Pertamina
Nelayan mengumpulkan tumpahan limbah minyak (oil spill) yang mencemari Pantai Muara Beting, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019). Pertamina mengajak nelayan setempat untuk mengumpulkan oil spill yang nantinya akan dipindahkan ke penyimpanan limbah B3. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai, upaya Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dalam menangani tumpahan minyak yang muncul bersamaan gelembung gas di Sumur YYA-1 Blok ONWJ sudah tepat.

Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas bumi Kementerian ESDM Adhi Wibowo mengatakan, prosedur penanganan tumpahan minyak yang dilakukan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Karawang, Jawa Barat sudah tepat.

Hidro karbon yang menyembur dari sumur YYA-1 ini adalah jenis waxy oil, semacam minyak berat seperti lilin. karena itu diperlukan upaya khusus, yakni menggerahkan Octopus skimmer untuk menghisap tumpahan minyak tersebut.

"Jika melihat prosedur yang sudah dilakukan oleh PHE ONWJ, maka memang seperti itu yang mesti dilakukan dalam penanganan oil spill, yakni dengan memasang oil boom dan juga menggunakan skimmer," kata Adhi, di Jakarta, Senin (29/7/2019).

Dilibatkanya Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia oleh PHE ONWJ dalam penanganan tumpahan minyak di anjungan lepas pantai milik PHE ONWJ ini efektif membantu, sebab OSCT sudah banyak pengalaman dalam kasus peanggulangan tumpahan minyak di dalam negeri maupun di luar negeri.

"Jika peralatan perusahaan tidak cukup, maka memang wajib mendatangkan peralatan tersebut dan menangani oil spill hingga tuntas, contohnya adalah dengan menambah jumlah Octopus skimmer," tuturnya.

Selain mengerahkan Giant Octopus Skimmer, Pertamina juga membentangkan Static Oil Boom berukuran 5 x 400 meter di sekitar anjungan YY di wilayah Karawang Jawa Barat. Strategi ini menjadi andalan dan dinilai terbukti efektif untuk menahan penyebaran tumpahan Minyak.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengungkapkan, Static Oil Boom ditempatkan di sekitar anjungan YY yang diindikasikan terdapat sumber utama keluarnya minyak mentah sehingga dapat mengisolasi minyak tersebut agar tidak melebar kemana-mana di lautan.

“Pertamina terus berupaya maksimal menangani tumpahan minyak dengan menerjunkan berbagai peralatan dan metode sesuai standar di industri migas,” tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kronologi Terjadinya Tumpahan Minyak di Pantai Utara Karawang

Kilang minyak
Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

PT Pertamina (Persero) tengah melakukan investigasi awal terkait tumpahan minyak (oil spill) yang menceceri laut pantai utara Karawang pada beberapa waktu lalu. Berdasarkan dugaan awal tumpahan minyak tersebut terjadi karena kebocoran gas yang menimbulkan gelembung udara di sumur YYA-1 Blok Offshore North West Jawa (ONWJ).

"Kami masih lakukan investigasi mendalam, bisa kami sampaikan bahwa gas yang dari permukaan ini lah yang menyebabkan," kata Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Dia menyebut, ada indikasi terjadi anomali tekanan pengeboran sumur YYA-1 sehingga menyebabkan munculnya gelembung gas diikuti oil spill. Kebocoran gas tersebut kemudian berdampak pada terjadinya pergeseran pondasi anjungan YY.

"Sehingga itu mengakibatkan terjadinya tumpahan minyak dan terbawa arus pantai terdekat," jelasnya.

Dharmawan menjelaskan, rankaian peristiwa tersebut bermula pada 12 Juli 2019. Di mana pada pukul 01.30 WIB ketika melakukan kegiatan muncul gelembung gas di anjungan YYA-1 yang terletak di wilayah operasi offshore ONWJ.

Melihat kejadian itu, pada 14 Juli sekitar pukul 22.40 WIB seluruh pekerja yang di seluruh anjungan dari sekitar area tersebut dievakuasi ke tempat yang aman.

Di hari selanjutnya, PHE ONWJ menyatakan keadaan darurat dengan mengirim surat kepada SKK Migas dan Kementerian ESDM.

Pada 16 Juli mulai terlihat ceceran lapisan minyak di permukaan laut sekitar di samping gelembung yang masih terus terjadi. Pada 18 Juli, lapisan minyak mencapai pantai barat. Di mana jarak anjungan dengan garis pantai Karawang berada pada 2 kilometer.  

Pertamina Ambil Alih Penyelesaian Kasus Tumpahan Minyak di Pantai Karawang

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

PT Pertamina (Persero) sebagai induk perusahaan PT Pertamina Hulu Energi akan mengambil alih penanganan gelembung gas yang terjadi di sumur minyak dan gas (migas) lepas Pantai YYA-1 yang ada di area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java atau PHE ONWJ. Langkah ini merupakan komitmen perseroan dalam melakukan upaya insentif untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

"Saat ini (penanganan) ditarik ke level korporat sebagai komitmen Pertamina menyelesaikan masalah ini seintensif mungkin," kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Dia mengklaim, upaya ini dilakukan pihaknya guna menunjukkan kredibilitas dan kapabilitas Pertamina. Di mana sejak kejadian awal perseroan secara responsif telah melakukan berbagai penanganan.

"Kami juga telah sampaikan bahwa Pertamina telah dan akan melakukan berbagai upaya secara insensif, dengan prioritas keselamatan dan keamanan masyarakar sekitar," kata dia.

Di samping itu, lanjut dia tim respons darurat Pertamina hingga saat ini dan ke depannya juga akan terus bekerja di lapangan dan wilayah pesisir sekitar kejadian. Itu dilakukan guna meminimalisir dampak dari kebocoran gas tersebut.

"Tim emergency response kami juga terus bekerja 24 jam di lapangan sekitar anjungan maupun daerah pesisir," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya