Liputan6.com, Karawang - Tumpahan limbah minyak mentah mencemari pesisir pantai utara Karawang. Akibatnya selain warna air laut berubah, bau tak sedap juga tercium di pantai Cemarajaya hingga Sedari, Kecamatan Cibuaya, Karawang. Pencemaran ini sudah berlangsung sejak Kamis, 19 Juli 2019, dan belum ada penanganan seirus.
Tumpahan minyak spill sepanjang pantai tersebut diduga milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore Nort Java (PHE ONWJ) yang mengalami kebocoran di tengah area lepas pantai utara Karawang.
Baca Juga
Untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang terus meluas, sejumlah warga dan nelayan Desa Sedari, melakukan pengurangan tumpahan limbah minyak disepanjang pantai dan dikumpulkan di salah tempat di dalam lokasi milik PT Pertamina itu.
Advertisement
"Sudah dua hari ceceran tumpahan minyak yang terbawa ombak naik ke pasir pantai," kata Karwita, nelayan setempat, Senin (22/7/2019).
Dia mengaku tumpahan minyak mentah terebut naik pada pagi hari saat air laut pasang, dan mencemari pantai sepanjang 5 kilometer mulai dari Pantai Sedari hingga pantai Cemarajaya.
"Sumbernya sih tidak tahu pasti, menurut informasi di wilayah Cilamaya," katanya.
Saat tim Liputan6.com ingin mengambil gambar, seseorangt di lokasi tumpahan limbah sempat melarang dan menyuruh minta keterangan langsung ke pusat.
"Bapak silahkan minta keterangan ke pusat ya," katanya.
Sebelumnya dikabarkan, terjadi kebocoran yang menyebabkan munculnya gelembung gas di Lapangan YYA, Blok Offshore North West Java (ONWJ) PT Pertamina (Persero) yaitu sumur reaktivasi YYA-1.
Sumur tersebut dioperatori PT Pertamina Hulu Energi (PHE), yang terletak dua kilometer (km) dari Perairan Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat. Gelembung tersebut sudah muncul sejak Jumat (12/7/2019) lalu.