Jelang Akhir Bulan, Harga Cabai di Pasar Tradisional Terus Meroket

Harga komoditas ini nampaknya terus melambung. Harga cabai tetap bertahan di angka Rp 100 ribu per kilogramnya, bahkan naik beberapa ribu rupiah.

oleh Athika Rahma diperbarui 29 Jul 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 12:00 WIB
Awal Ramadan, Harga Cabai Mulai Meroket
Harga cabai makin melambung. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Harga sayur mayur menuju akhir bulan Juli nampaknya terus mengalami pelonjakan. Harga cabai tetap bertahan di angka Rp 100 ribu per kilogramnya, bahkan cenderung mengalami kenaikan.

Begitu pula untuk sayur mayur lainnya, kenaikan harga masih dirasakan pedagang maupun pembeli. Seperti salah satu pedagang cabai dan sayur mayur di Pasar Kelapa Gading, Jakarta Utara, Titi (30).

"Tidak turun-turun (harga cabai), malah tambah naik saja. Sekarang saya beli cabai rawit merah Rp 95 ribu per kg, saya jual Rp 100 ribu," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com, Senin (29/7/2019).

Untuk jenis cabai lainnya, seperti harga cabai merah keriting bertahan di angka Rp 75 ribu per kg, cabai merah besar Rp 75 ribu per kg, dan cabai rawit hijau Rp 78 ribu per kg.

Sayur mayur seperti terong naik dari Rp 12 ribu per kg menjadi Rp 14 ribu, begitu pula kentang dan tomat yang jadi Rp 14 ribu per kg.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pedagang Keluhkan Mengurangnya Pendapatan

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Setelah kenaikan harga beberapa minggu lalu, para pedagang mengeluhkan berkurangnya pendapatan.

"Pasti lah, orang biasanya beli dua kilo misalnya, sekarang cuma satu kilo atau setengah kilo malah," ungkap Ace (44), salah satu penjual cabai dan sayur mayur di pasar.

"Kalau sudah begitu, saya tawarin saja cabai kering, lumayan kalau untuk bikin sambal masih enak," lanjutnya.

Memang sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyebutkan inflasi bulan Juli 2019 lebih tinggi karena adanya kenaikan harga cabai rawit yang mencapai 0,12 persen.

Oleh karenanya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengajak seluruh masyarakat untuk mengkonsumsi cabai kering sebagai alternatif.

"Pola konsumsi masyarakat (menyebabkan inflasi), makanya mulai juga biasakan ingin pedas tidak harus fresh, kan sudah mulai banyak cabai kering enak, tetap pedasnya sama. Kita biasakan cabai kering. Geprek pakai cabai kering sama saja," ujarnya.

Kemarau Panjang, Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp 110 Ribu per Kg

Harga Cabai di Pasar Induk Kramat Jati
Pedagang memperlihatkan dagangan cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (8/7/2019). Harga cabai merah besar di pasar tersebut naik mencapai Rp55 ribu per kg, sedangkan cabai rawit menjadi Rp50 ribu per kg dan cabai rawit hijau pada kisaran Rp 60 ribu per kg. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Musim kemarau berkepanjangan rupanya turut mendongkrak harga berbagai macam komoditas sayuran di pasar tradisional. Khususnya untuk cabai, harganya kini melambung sampai di atas Rp 100 ribu per kg.

Seperti yang diungkapkan Nur (59 tahun), seorang pedagang sayuran di Pasar Kwitang Dalam, Jakarta Pusat. Dia menceritakan, harga cabai rawit merah saat ini dijualnya Rp 110 ribu per kg sejak sekitar 4 hari lalu.

"Cabai rawit (merah) sekarang dapatnya dari pemasok Rp 105 ribu (per kg), dijual Rp 110 ribu (per kg). Saya cuman dapat (untung) Rp 5 ribu perak. Udah ada 4 hari harganya segini," terang dia kepada Liputan6.com, Jumat (26/7/2019).

"Biasanya paling mahal Rp 70 ribu (per kg). Tapi pernah Rp 125 ribu harganya, sekitar 5 bulan lalu. Ini semua gara-gara musim kemarau," dia menambahkan.

Sama seperti cabai rawit merah, komoditas cabai lainnya seperti cabai merah keriting dan rawit hijau juga harganya terus melambung sejak beberapa hari terakhir.

"Cabai merah keriting Rp 80 ribu (per kg). Udah sekitar dua minggu, biasanya Rp 60-70 ribu (per kg). Kalau cabai rawit hijau dapatnya (dari pemasok) Rp 80 ribu (per kg), dijual Rp 85 ribu (per kg)," papar Nur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya