Wujudkan Ketahanan Sektor Kelistrikan, Swasta Perlu Campur Tangan?

Permasalahan utama sistem ketanagakistrikan saat ini bukan terkait minimnya peran swasta.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Agu 2019, 09:30 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2019, 09:30 WIB
Jokowi Datangi Kantor PLN
Presiden Joko Widodo bersama Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Seskab Pramono Anung mendatangi Kantor Pusat PLN (Persero), Jakarta, Senin (5/8/2019). Kedatangan Jokowi untuk meminta penjelasan direksi PLN menyusul peristiwa pemadaman listrik di hampir seluruh Pulau Jawa. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Insiden pemadaman listrik massal menimpa kawasan Jabodetabek dan sebagian Jawa pada Minggu siang hingga Senin. PT PLN (Persero) melaporkan, peristiwa itu terjadi akibat adanya gangguan transmisi pada sirkit utara Ungaran-Pemalang sistem Jawa-Bali 500 kilo Volt (kV).

Lantas, apakah perlu adanya keterlibatan lebih besar dari pihak swasta untuk membantu PLN dalam pengoperasian listrik secara nasional?

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, pengelolaan listrik nasional sebenarnya sudah melibatkan sektor swasta sejak dahulu. Dia juga menyatakan, banyak kawasan industri besar yang kini pasokan listriknya juga berasal dari pihak swasta.

"Swasta sudah terlibat kok sejak dulu. Sekitar 30 persen penyaluran listrik nasional sekarang dipegang swasta," ujar Fabby kepada Liputan6.com, Senin (5/8/2019).

"Kayak di kawasan industri di Cikarang sana. Itu kan yang menyalurkan listrik ke sana swasta," dia menambahkan.

Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam menilai, permasalahan utama sistem ketanagakistrikan saat ini bukan terkait minimnya peran swasta, tapi lebih kepada keterlambatan pembangunan pembangkit yang menyesuaikan laju pertumbuhan ekonomi.

"Permasalahan kelistrikan ini yang saya tahu complicated karena banyaknya warisan masa lalu. Kita terlambat membangun pembangkit menyesuaikan laju pertumbuhan ekonomi," ungkap dia.

Dia menilai, penyebab utama pemadaman listrik massal pada Minggu lalu bukan akibat dari minimnya pasokan listrik. Menurutnya, manajemen risiko guna mencegah kegagalan transmisi masih belum kuat.

"Persoalan pemadaman kemarin bukan sekedar masalah pasokan listrik. Tapi lebih kepada manajemen risiko dalam mengantisipasi adanya kegagalan transmisi," pungkas Piter.

PLN: Jakarta Bebas Mati Listrik, Sebagian Jabar dan Banten Masih Padam

Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani
Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT PLN (Persero) mengklaim ‎pemadaman litrik wilayah Jakarta sudah berakhir. Sedangkan untuk Jawa Barat dan Banten sebagian masih mengalami pemadaman.

Direktur PLN Jawa Bagian Barat‎ Haryanto WS mengatakan, sejak Senin (5/8/2019) Pukul 17.50 WIB ‎pasokan listrik Jakarta sudah kembali normal. Hal ini dikarenakan adanya tambahan pasokan listrik dari pembangkit yang kembali beroperasi‎.

‎"Mulai 17.50 WIB tadi Jakarta sudah tidak ada pemadaman‎," kata Haryanto, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019). 

Menurut Haryanto, untuk Jawa Barat dan Banten, masih mengalami pemadaman. Sebab, sampai saat ini masih ada pembangkit dengan total 1.000 MW terdiri dari 700 MW Jawa Barat dan 300 MW dari‎ Banten. Pembangkit tersebut akan dicoba pengoperasianya pada malam ini.

"Saat ini ada sekitar 1.000 MW di Banten Jawa Barat yang masih mengalami padam," tuturnya.

‎Haryanto mengungkapkan, sampai Senin sore, pasokan listrik PLN sistem Jawa Bali bertambah 5.000 MW. Hingga malam ini, ditegaskannya, akan kembali ada tambahan pasokan sebesar 3 ribu MW.

"Ini nanti kita pakai untuk menyalakan kembali pelanggan yang masih padam," tutup dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya