Salurkan Kredit, Pasar Modal dan Perbankan Harus Bersaing Secara Sehat

Pasar modal seharusnya bisa menawarkan pendanaan lebih terjangkau serta tingkat keuntungan (return) lebih tinggi dari sektor perbankan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Agu 2019, 13:20 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2019, 13:20 WIB
20150910-Darmin Nasution
Menko Perekonomian Darmian Nasution saat mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyerukan, persaingan antara pasar modal dan sektor perbankan dalam menggulirkan pendanaan bagi perusahaan harus dapat berjalan secara sehat.

Dia mengatakan, sektor perbankan memang lebih besar dalam menyalurkan kredit kepada dunia usaha dibanding pasar modal. Namun, keduanya memiliki peluang yang sama lantaran berada di bawah naungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 

"Pasar modal adalah alternatif pembiayaan bagi perusahaan ya, itu bukan basa basi. Oleh karena itu walaupun perbankan dan pasar modal sama-sama di dalam OJK, tidak usah sungkan-sungkan. Silakan bersaing mana yang lebih murah," imbuh dia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (23/8/2019).

Menurutnya, pasar modal seharusnya bisa menawarkan pendanaan lebih terjangkau serta tingkat keuntungan (return) lebih tinggi dari sektor perbankan.

"Semestinya, pasar modal itu bisa menghasilkan pembiayaan yang lebih murah, karena bank kita marginnya agak besar. Kita berharap keduanya bisa saling berlomba untuk semakin efisien," tuturnya.

Selain itu, ia juga memandang, perkembangan industri digital saat ini juga turut mengambil kesempatan untuk ikut serta dalam mendukung perkembangan industri pasar modal.

"Kelihatannya industri digital pun sudah memanfaatkan mengambil kesempatan ikut serta mendukung perkembangan pasar modal. Saya lihat di Bukalapak, itu kan biasanya jualan bajulah, elektronik gadget apa lah. Tapi ternyata dia sekarang jual reksadana," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menko Darmin Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1 Persen

Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution (Dok Foto: Kemenko Bidang Perekonomian)
Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution (Dok Foto: Kemenko Bidang Perekonomian)

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2019 pada Senin 5 Agustus. Dalam kesempatan itu, BPS juga akan memaparkan Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution memprediksi, capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 5,1 persen. "Saya kira sih, akan ada di sekitar 5,1 persen," ujarnya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Jumat (2/8/2019).

Darmin mengatakan, konsumsi dan investasi akan memberi sumbangsih besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Apalagi ada beberapa momentum yang terjadi sepanjang kuartal II di antaranya pemilihan umum dan Ramadan.

"Karena yang pertama investasinya juga oke. Yang kedua konsumsi rumah tangga juga masih oke. Ekonomi kita motor pertamanya, kan memang konsumsi masyarakat, baru investasi, baru ekspor impor sebenarnya," jelasnya. 

Meski demikian, ekonomi kuartal II diakui tidak tumbuh cukup besar karena adanya gejolak ekonomi global yang turut memberi dampak ke dalam negeri. "Memang ekonomi dunia juga melambat, perdagangan melambat, ekspor kita masih belum. Impornya malah turun beberapa bulan ini," jelasnya.

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2019 hanya sebesar 5,07 persen. Capaian ini naik tipis apabila dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 5,06 persen.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal 1 2019 tumbuh 5,07 persen, naik tipis dibanding periode sebelumnya," kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantornya.

Suhariyanto mengatakan apabila dibandingkan secara year on year memang pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh. Meski tidak signifikan pertumbuhan ini dinilai cukup baik.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com  

Entrepreneur Bakal Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi RI di 2045

Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara
Menteri PPN/Bappenas, Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan terkait rencana pemindahan ibu kota negara di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Pemindahan Ibu Kota negara membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 5 sampai 10 tahun dan juga persiapan yang matang. (merdeka.com/Imam Buhori)

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan Indonesia akan menjadi negara maju dengan didukung banyaknya entrepreneur di bidang ekonomi kreatif.

Kata dia, potensi dari perkembangan ekonomi digital Indonesia akan menjadi katalisator atau roda penggerak pertumbuhan ekonomi di tahun 2045.

"Kami melihat tahun 2045 ekonomo digital bisa menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan kata lain, startup yang muncul saat ini baik yang sudah decacorn dan unicorn atau masih awal, akan menjadi masa depan entrepreneur Indonesia," tuturnya di Jakarta, Selasa (23/7/2019). 

Menteri Bambang tidak menampik, kreatifitas anak-anak muda Indonesia pada ekonomi digitalmemang sungguh luar biasa. Hal ini sangat berbeda dengan kontribusi pengusaha RI di masa-masa sebelumnya.

"Di masa lalu, calon enterprenuer lebih banyak dibidang perdagangan, ritel atau jasa seperti restoran tapi belakangan ini bahwa anak-anak muda ternyata kreatifitasnya sudah luar biasa," terangnya.

Dia pun menerangkan, ekonomi Indonesia di masa depan akan disokong oleh pengusaha atau entrepreneur pada sektor ekonomi kreatif.

"Indonesia hanya bisa jadi negara maju kalau semakin banyak jadi enterpreuner, bukan semakin banyak jadi PNS," kata dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya