Liputan6.com, Jakarta - Harga Emas pada hari Rabu (Kamis waktu Jakarta) bergerak mendekati level tertinggi dalam lebih dari 6 tahun terakhir. Hal ini didorong oleh kebijakan imbal hasil obligasi 10 tahun Amerika Serikat (AS) yang merosot ke level terendah dalam tiga tahun terakhir). Sementara adanya sedikit peningkatan pada sentimen risiko memperlambat kenaikan emas batangan.
Dikutip dari CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.551,14 per ounce. Level ini mendekati minggu lalu yang sebesar USD 1.554,56, atau tertinggi sejak April 2013. Sementara harga emas berjangka AS naik USD 4,40 menjadi USD 1.560,40.
Advertisement
Baca Juga
“Harga emas bisa bergerak sedikit lebih tinggi, kekuatan makro pendorong besar adalah penurunan hasil global, yang tampaknya menyebar. Ketika Anda memiliki emas, setidaknya Anda bisa mendapatkan uang Anda kembali jika harga berubah. Jika Anda membeli obligasi negara, Anda tidak akan mendapatkan uang Anda kembali," kata Edward Meir, analis di INTL FCStone.
Imbal hasil AS turun karena patokan hasil 10 tahun mencapai level terendah sejak Juli 2016, setelah data manufaktur AS menunjukkan kontraksi pertama sejak 2016 di tengah kekhawatiran tentang pelemahan ekonomi global dan ketegangan perdagangan AS-China.
Presiden AS Donald Trump mengancam pada hari Selasa bahwa dia akan lebih keras terhadap Beijing (China) untuk masa jabatan kedua sebagai presiden, jika kembali terpilih.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Situasi di Hong Kong
Investor juga terus mengawasi perkembangan di Hong Kong, setelah pemimpin kawasan itu Carrie Lam menarik RUU ekstradisi yang kontroversial yang telah memicu berbulan-bulan protes keras di pusat keuangan Asia tersebut. Namun, beberapa anggota parlemen mengatakan masih belum pasti apakah tindakan ini akan membantu mengakhiri protes.
Sementara itu, pedagang sepenuhnya menghargai pemotongan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Federal Reserve AS akhir bulan ini, menurut alat FedWatch CME.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang bullion non-menghasilkan dan membebani dolar. Dolar jatuh terhadap sekeranjang mata uang.
Indikasi sentimen, kepemilikan SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, naik menjadi 890,04 ton pada hari Selasa, tertinggi sejak November 2016.
Advertisement