Pengembangan Wirausaha Properti Dongkrak Bisnis Perumahan BTN

BTN akan terus melakukan edukasi terhadap generasi milenial agar tertarik menjadi pengusaha properti.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Okt 2019, 19:30 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2019, 19:30 WIB
BTN kembali mengggelar Indonesia Properti Expo (IPEX) di JCC, Senayan, Jakarta.
BTN kembali mengggelar Indonesia Properti Expo (IPEX) di JCC, Senayan, Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyatakan pengembangan kewirausahaan bidang properti telah mendorong pertumbuhan bisnis perumahan perseroan. Untuk itu BTN akan terus melakukan edukasi terhadap generasi milenial agar tertarik menjadi pengusaha properti.

"Dari berbagai upaya pengembangan wirausaha properti melalui School of Property dan Mini MBA of Property hasilnya sangat efektif. Kalau dari hasil survey setidaknya 70 persen sudah menjadi pengembang dan selebihnya banyak yang mendirikan perusahaan," ujar Direktur Legal, Risk and Compliance BTN R Mahelan Prabantarikso dalam keterangannya, Selasa (1/10/2019).

Mahelan mengatakan, dari perumahan yang dibangun oleh pengusaha properti lulusan School of Property dan Mini MBA of Property telah menyumbang bisnis perumahan BTN sekitar 40 persen terutama rumah subsidi.

Dari kontribusi yang cukup signifikan tersebut membuat BTN antusias untuk memperluas program edukasi wirausaha properti ke daerah-daerah.

"Jadi kebutuhan rumah itu tidak hanya di pulau Jawa, tetapi daerah-daerah lain juga membutuhkan. Makanya kami dorong anak muda generasi milenial di luar Jawa bisa menjadi pengusaha properti," tegas Mahelan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bangun Ekosistem Perumahan

BTN menggelar pameran properti tahunan bertajuk Indonesia Property Expo (IPEX) di Jakarta Convention Center (JCC).
BTN menggelar pameran properti tahunan bertajuk Indonesia Property Expo (IPEX) di Jakarta Convention Center (JCC).

Menurut Mahelan, masalah perumahan tidak hanya berasal dari demand tetapi ekosistem perumahan juga perlu menciptakan supply. Untuk itu BTN secara aktif menjadi integrator baik dari sisi pembiayaan, menciptakan demand dan menyediakan supply.

"Dari sisi supply jumlah pengembangnya kurang banyak. Apalagi backlog yang mencapai 11,4 juta ditambah kebutuhan rumah 400.000 setiap tahunnya maka jumlah pengembang yang mencapai 5.000 sampai 6.000 masih kurang. Sehingga perlu diciptakan pengembang-pengembang baru khususnya dari generasi muda," tambahnya.

Dari prospek yang ada, lanjut dia, maka potensi untuk pengembangan wirausaha dibidang properti masih cukup besar.  Apalagi jumlah pengusaha baru 2,8 persen dari jumlah penduduk. Sehingga perlu di dorong banyak anak muda untuk berminat menjadi pengusaha.

Sejak tahun 2016, Bank BTN sangat concern menciptakan wirausaha muda di sektor properti. Hal ini diawali dengan program Mini MBA in Property yang digelar oleh Housing Finance Center (HFC) Bank BTN dengan Sekolah Bisnis & Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB). 

Menurut Mahelan dengan berbagai pelatihan yang telah dilakukan HFC, hingga akhir Desember  2018, HFC BTN telah mencetak 3.500 calon wirausaha muda di bidang properti. Sedangkan dari jumlah tersebut yang berhasil mendapatkan kredit dari Bank BTN sekitar 20%-30%.

“Target untuk tahun ini, kami bisa mencetak sekitar 1.000 calon developer (pengembang),” tegasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya