BNI Inisiasi Program Cetak 1000 Agripreneur di Tuban

Dengan program ini, diharapkan dapat menciptakan vokasi diberbagai bidang pertanian, untuk mendukung implementasi pertanian 4.0.

oleh stella maris pada 15 Okt 2019, 18:28 WIB
Diperbarui 16 Okt 2019, 09:36 WIB
BNI
Tuban juga terpilih karena memiliki potensi ekonomi desa yang besar disektor pertanian.

Liputan6.com, Jakarta Untuk mendukung program nasional dalam menyinergikan teknologi pertanian 4.0 dan merealisasikan Program Nawacita, BNI membuat program yang bermanfaat untuk kelompok masyarat tani. Adalah Program Mencetak 1.000 Agripreneur yang diawali di Tuban, Jawa Timur, Selasa (15/10).

Ya, BNI mempersiapkan agripreneur andal di pedesaan. Dalam melaksanakan program ini, BNI menyediakan akses pembiayaan melalui pola kemitraan serta pendampingan dengan melakukan sinergi bersama HARA (Start Up dibidang Agritech).

Bentuk kerja sama dilakukan melalui upaya meningkatkan bisnis dan perekonomian dengan digitalisasi kios serta pengembangan sumber daya yang terstruktur. Acara ini dihadiri sekitar 300 petani (Gabungan Kelompok Petani/ Gapoktan) dan Petugas Penyuluh Lapangan.

Staf Ahli Kementerian Koordinator Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi mengatakan peran perbankan dalam kegiatan tersebut untuk menginisiasi serta mengakselerasi pertumbuhan inklusi keuangan, dan kapabilitas perekonomian di Pedesaan terutama di sektor pertanian.

Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi pedesaan di Indonesia. Dengan Program Mencetak 1.000 Agripreneur ini, diharapkan SEVP Jaringan BNI Ronny Venir, dapat menciptakan vokasi diberbagai bidang pertanian, untuk mendukung implementasi pertanian 4.0.

Program ini juga diharapkan dapat membangun blockchain financing antara petani yang sudah menjadi nasabah BNI dengan Depo Tani, sehingga dapat membentuk ekosistem pertanian yang diharapkan. Kebutuhan budidaya petani seperti membeli pupuk, obat, hingga kebutuhan pribadi dapat disediakan oleh Depo Tani.

Selain itu CEO HARA, Regi Wahyu ikut menjelaskan bahwa program ini sangat terbuka bagi para pengusaha pertanian yang ingin bisnisnya berkembang. Mereka yang memiliki usaha dan mau berkembang aktif menjadi Agen46 BNI, dapat langsung bergabung menjadi Depo Tani.

Setelah masuk Depo Tani, pihak HARA akan melakukan pembinaan. "Setiap UMKM yang bergabung dalam program ini akan diberi pelatihan secara berkala dan pendampingan yang sifatnya jangka panjang," ujarnya.

Direktur Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi Denny Setiawan, mengatakan bahwa Bupati Tuban Fathul Huda mengapresiasi atas terpilihnya Tuban sebagai lokasi pelaksanaan awal Program Mencetak 1.000 Agripreneur.

Fathul bangga atas semangat dan dukungan BNI untuk Masyarakat Tani dan desa di Tuban. "Kami mendukung dan berharap agar program ini dapat diperluas, sehingga dapat berdampak bagi 20 desa dan 200 ribu petani di Kabupaten Tuban," harapnya.

Pemilihan Tuban sebagai lokasi pelaksanaan program sejalan dengan penunjukan BNI sebagai Penyalur program Kartu Tani di Provinsi Jawa Timur. Tuban juga terpilih karena memiliki potensi ekonomi desa yang besar disektor pertanian. Selanjutnya program ini akan dilanjutkan ke beberapa kabupaten lain di Jawa Timur sebagai komitmen BNI dalam mendukung peningkatan ekonomi pedesaan dan kesejahteraan masyarakat Tani.

Selain pelatihan capacity building untuk pengelolaan bisnis retail pertanian menggunakan teknologi, para petani juga mendapatkan pelatihan terkait dengan pembukuan sederhana oleh IAI (Ikatan Akutan Indonesia).

Langkah awal

Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 BNI Bambang Setyatmojo menyampaikan, acara ini adalah langkah awal untuk mencetak 1.000 Agripreneur sukses yang dapat menjadi penggerak sektor pertanian Indonesia.

 

BNI
Cetak 1.000 Wirausaha Pertanian: SEVP Jaringan BNI Ronny Venir menyampaikan penyaluran KUR dari BNI kepada para Retailer Pupuk dan Saprotan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Selasa (15 Oktober 2019).

Keberhasilan pembangunan pertanian ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia pertanian. Ada tiga pilar utama pelatihan yang bakal diberikan pada Depo Tani.

Pertama, entrepreneural untuk mengembangkan manajemen bisnis. Kedua, technical skills untuk membangun peluang bisnis berbasis pertanian. Ketiga, character untuk membentuk seorang pribadi pebisnis yang dapat berkomunikasi dengan baik dan mengayomi konsumennya.

Ketiga pilar pelatihan ini ditekankan untuk mendorong tumbuhnya inisiatif, inovasi, kreativitas dan kerjasama dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi baik teknis, sosial, maupun ekonomi

Sebelumnya BNI telah menjalin kerjasama dengan HARA sebagai mitra dalam digitalisasi program Kredit Usaha Rakyat (KUR), untuk mempermudah para petani dalam mendapatkan bantuan dan pinjaman dari bank. Kerja sama ini juga untuk membantu berjalannya program Kartu Tani.

Penyaluran KUR BNI selama 2019 telah mencapai Rp14,42 triliun atau 90,13 persen dari alokasi plafond KUR sebesar Rp16 triliun.

Khusus pembiayaan di Wilayah Jawa Timur, BNI telah menyalurkan KUR sebesar Rp3,2 triliun. Melalui strategi sinergi dengan HARA dan pemerintah setempat, BNI yakin akan terus dapat meningkatkan pembiayaan kepada pengusaha UMKM khususnya di Wilayah Jawa Timur.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya