Riset Jadi Andalan Kemenperin Menopang Daya Saing Industri

Langkah strategis ini sejalan dengan implementasi program prioritas yang terdapat pada peta jalan Making Indonesia 4.0.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Okt 2019, 09:22 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2019, 09:22 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif mendorong peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi yang dapat menopang daya saing industri nasional.

Langkah strategis ini sejalan dengan implementasi program prioritas yang terdapat pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Oleh karena itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) sebagai lembaga think tank dilingkungan Kemenperin, menyadari sepenuhnya bahwa balai-balai di bawah binaannya akan memainkanperan yang besar di era industri 4.0.

Tidak hanya diharapkan sebagai inventor, namun juga akan menjadi problem solver bagi perusahaan industri dan masyarakat.

“Dalam rangka pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di bidang industri 4.0 serta sebagai lembaga riset pengujian teknologi, Kemenperin tengah membangun Digital Capability Center yang disebut Pusat Inovasi Digital Industri (PIDI) 4.0 di Permata Hijau, Jakarta Selatan,” kata Kepala BPPI Ngakan Timur Antara di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).

Ngakan menjelaskan, tidak hanya menjadi showcase, PIDI 4.0 juga akan berfungsi untuk mendampingi perusahaan industri bertransformasi ke arah digitalisasi yang selaras dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Kami dorong menjadi lembaga riset dan pengujian teknologi siap pakai untukindustri,” terangnya.

Oleh karena itu, Ngakan juga berharap, balai-balai di bawah BPPI dapat mengambil peran sentral untuk fokus melakukan kegiatan R&D yang menopang penerapan industri 4.0.

“Contohnya, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) yang diarahkan agar lebih fokus pada R&D di bidang rekayasa materialfungsional, diversifikasi energi dan storage system, serta teknologi informasi di bidang industri 4.0,” sebutnya.

 

B4T sendiri sedang giat meneliti daur ulang limbah baterai jenis ion lithium. Penelitian tersebut menjadi penting karena dalam pengembangan kendaraan listrik, 60 persen kuncinya ada pada pengolahanbaterai.

Kepala B4T Budi Susanto menyatakan, untuk mendukung pengembangan industri prioritas sebagaimana diamanatkan dalam inisiatif Making Indonesia 4.0, B4T telah menyusun roadmap penelitian terkait daurulang limbah baterai ion lithium untuk tahun 2020-2024.

“Diharapkan melalui rangkaian penelitian tersebut, akan ditemukan metode yang tepat untukmelakukan daur ulang limbah baterai ion lithium sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor dankonsumsi lithium alami,” ungkapnya.

Selain itu dapat menanggulangi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan kepada lingkungan karena baterai merupakan salah satu limbah berbahaya buat lingkungan yang pembuangannya mesti diolahdengan saksama.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya