Liputan6.com, Jakarta - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) terus bergerak positif dengan mencatat pertumbuhan kinerja, dimana sampai dengan kuartal III 2019 ini Perusahaan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 3,2 persen menjadi Rp 2,979 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 2,886 triliun secara year-on-year (yoy).
Peningkatan pendapatan tersebut diperoleh ketika Perusahaan berhasil mengelola bisnis dengan efektif dan efisien, kendati kondisi pembiayaan secara nasional tengah mengalami konsolidasi; dimana permintaan pembiayaan, terutama pembiayaan otomotif atau kendaraan bermotor (KKB), tengah mengalami perlambatan.
Advertisement
Baca Juga
Pergerakan positif ini cukup melegakan bagi Perusahaan mengingat bahwa sepanjang 2019 pertumbuhan industri pembiayaan secara umum hanya bertumbuh di kisaran 3 persen, atau di bawah target awal di angka 6 persen karena perubahan perilaku konsumen dan daya beli masyarakat yang menurun, serta pembiayaan di sektor modal kerja dan investasi yang paling banyak mengalami pelemahan akibat turunnya harga komoditas.
“Tren penurunan ini sudah terasa sejak tahun lalu, namun kami berhasil menjaga pendapatan Perusahaan tetap tumbuh. Salah satunya, kami berhasil menekan biaya kredit (cost of credit) menjadi 1,83 persen,” ujar Direktur Keuangan dan Corporate Secretary BFI Finance, Sudjono.
Peningkatan nilai pembiayaan baru juga tampak di kuartal III (Juli hingga September) 2019 ini dengan mencatat nilai sebesar Rp4,185 triliun atau lebih tinggi 10,7 persen dari nilai pembiayaan baru kuartal II (April hingga Juni) 2019 sebesar Rp3,78 triliun.
Adapun komposisi dari pembiayaan tersebut pada kuartal III 2019 adalah pembiayaan mobil sebesar 67 persen, motor sebesar 17 persen, alat berat dan mesin 14 persen, serta sisanya diikuti oleh pembiayaan properti, syariah, dan pembiayaan lainnya.
“BFI Finance juga berhasil menekan rasio kredit bermasalah (Non-performing Financing/NPF) dari sebelumnya 1,43 persen di akhir Juni 2019 menjadi 1,06 persen di akhir September 2019, “ tambah Sudjono.
Sementara itu, laba bersih Perusahaan stabil berada di kisaran Rp1,09 triliun sampai dengan kuartal III 2019, sama seperti periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi jaringan, sampai dengan kuartal III 2019, BFI Finance telah berhasil menambah dari sebelumnya 389 outlet pada periode yang sama tahun lalu menjadi 401 outlet. Dari total outlet tersebut, 45 di antaranya melayani pembiayaan syariah.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BFI Finance Dapat Persetujuan Terbitkan Obligasi Rp 8 Triliun
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) berencana menerbitkan surat utang (obligasi) berkelanjutan dengan nilai total Rp 8 triliun. Gugatan dari PT Aryaputra Teguharta (APT) tidak menganggu aksi korporasi tersebut.
Obligasi senilai Rp 8 triliun merupakan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dan sudah mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pada tahap awal, BFI Finance akan menerbitkan sebesar Rp 740 miliar dijadwalkan pada 26 Juni 2018. Dana tersebut akan dipergunakan untuk pembiayaan (refinancing).
Direktur BFI Finance Sudjono mengungkapkan, rencana bisnis perseroan dan berbagai rencana aksi korporasi berjalan sesuai rencana. Tidak terganggu sama sekali oleh manuver dilakukan APT.
”Perjalanan bisnis berjalan normal saja. Ada yang bertanya (terkait gugatan APT) tapi tidak ada yang meragukan manajemen,” ungkapnya dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (9/6/2018).
Sudjono melanjutkan, kasus ini merupakan cerita lama. Sudah selesai di tingkat pengadilan dan proses resmi perusahaan. ”Ini bukan kasus baru dan tidak ada dasar baru yang menguatkan klaim,” tegasnya.
Semua proses yang dijalankan BFI Finance termasuk terkait kepemilikan saham sudah terbuka dan diungkap secara resmi. Tertuang juga dalam laporan keuangan perseroan.
Advertisement