Menhub: Sriwijaya Air Batalkan Sejumlah Penerbangan

Menteri Perhubungan menyayangkan pembatalan penerbangan oleh Sriwijaya Air

oleh Athika Rahma diperbarui 07 Nov 2019, 14:31 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2019, 14:31 WIB
Menhub Budi Karya Pimpin Apel Lebaran 2019
Menteri Perhubungan Budi Karya memberikan keterengan kepada awak media usai apel persiapan pengamanan dan angkutan lebaran 2019 di Stasiun Gambir, Jakarta, Minggu (26/5/2019). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah rute penerbangan Sriwijaya Air batal terbang dan berdampak pada penumpang yang sudah beli tiket jauh-jauh hari. Diduga hal ini imbas ketegangan hubungannya dengan anak usaha Garuda Indonesia, Citilink Indonesia.

Menanggapi hal ini, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengkonfirmasi bahwa Sriwijaya Air tetap beroperasi, meski ada beberapa penerbangan yang batal.

"Bukan tidak terbang lagi, ya, tapi memang ada beberapa yang dibatalkan," ujarnya di Jakarta, Kamis (07/11/2019).

Meski demikian, tidak dijelaskan alasan pembatalan penerbangan tersebut. Namun Menhub ingin agar hubungan bisnis Sriwijaya Air dengan Garuda Indonesia jangan sampai renggang.

Budi Karya mengatakan akan memanggil Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia agar tetap mempertahankan hubungan mereka.

"Nanti akan dipanggil, kita ajak, kita cari jalan keluar agar tidak pecah kongsi," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menhub: Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia Jangan Cerai

Budi Karya Sumadi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menanggapi soal retaknya hubungan maskapai Sriwijaya Air dan anak usaha Garuda Indonesia, Citilink Indonesia.

Pria yang akrab disapa BKS ini mengatakan, pihaknya akan memanggil maskapai untuk mencegah perpecahan bisnis terjadi.

"Ya, nanti kita ajak, kita panggil, kita cari jalan keluar jangan sampai pecah kongsi," ujarnya singkat di Jakarta, Kamis (07/11/2019).

Perpecahan ini mengejutkan banyak pihak karena sebulan yang lalu, kedua maskapai ini kembali menjalin kerjasama manajemen (KSM).

Sebelumnya diberitakan, hubungan bisnis antara Sriwijaya Air dan Citilink Indonesia, anak usaha Garuda Indonesia, memburuk karena adanya sejumlah masalah yang membuat keduanya memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama operasi.

Pihak Garuda Indonesia sendiri yang membeberkan informasi tersebut.

“Karena ada sejumlah masalah di mana kedua pihak belum bisa diselesaikan. Dengan berat hati, kami menginformasikan bahwa Sriwijaya Air melanjutkan bisnisnya sendiri,” kata Direktur Teknik dan Layanan Garuda Iwan Joeniarto dikutip dari Antara, Kamis (7/11/2019).

Lanjutkan Bisnis Sendiri, Sriwijaya Air Kembali Cerai dengan Garuda

Pertama Kalinya, Sriwijaya Air Bakal Bawa 188 Turis ke Belitung
Rencananya, 188 turis Malaysia akan didaratkan di Bandara International Hanandjoedin, Belitung dengan maskapai Sriwijaya Air.

Hubungan bisnis antara PT Sriwijaya Air (Sriwijaya) dan PT Citilink Indonesia kembali tidak akur karena adanya sejumlah masalah yang membuat keduanya memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama operasi.

“Kami merujuk pada status terkini kerja sama manajemen antara Sriwijaya dan Citilink, anak usaha Garuda Indonesia. Karena ada sejumlah masalah di mana kedua pihak belum bisa diselesaikan. Dengan berat hati, kami menginformasikan bahwa Sriwijaya melanjutkan bisnisnya sendiri,” kata Direktur Teknik dan Layanan Garuda Iwan Joeniarto dikutip dari Antara, Kamis (7/11/2019).

Dengan demikian, lanjut Iwan, Sriwijaya Air tidak lagi menjadi anggota Garuda Indonesia Group dan hubungan dengan Sriwijaya Group akan kembali berdasarkan business to business (B to B).

Sebelumnya, Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air Group menjalin kerja sama operasi seiring dengan kondisi keuangan perusahaan maskapai nasional swasta itu yang tidak mendukung.

Dalam prosesnya, pada September hubungan bisnis itu mengalami guncangan yang menyebabkan susunan direksi Sriwijaya dirombak dan mengundurkan diri.

Namun, akhirnya keduanya kembali rujuk dengan alasan mempertimbangkan tiga hal, yakni mengedepankan keselamatan mempertimbangkan kepentingan pelanggan dan menyelamatkan aset negara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya