Penerbangan Dimestik Citilink Pindah ke Terminal 1B Bandara Soetta mulai 15 Maret 2025

Pemindahan penerbangan Citilink dilakukan berdasarkan perintah dari regulator untuk melakukan re-balancing terhadap maskapai di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

oleh Arthur Gideon Diperbarui 27 Feb 2025, 19:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2025, 19:00 WIB
Pesawat Citilink Indonesia. (Dok Citilink)
Pesawat Citilink Indonesia. (Dok Citilink)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pengumuman! penerbangan Citilink akan pindah ke Terminal 1B Domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten. Sebelumnya, penerbangan Citilink dilayani melalui terminal 3. kepindahan ini akan berlangsung  mulai 15 Maret 2025.

Asst. Deputy Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta M. Holik Muardi menjelaskan, setelah dilakukan revitalisasi pada fasilitas Bandara Soekarno Hatta, Citilink secara perdana akan menempati terminal 1B.

"Per 15 Maret 2025, maskapai Citilink akan pindah ke terminal 1 B untuk penerbangan domestik. Dan memang untuk pemindahan ini sebagai langkah juga persiapan menghadapi angkutan Lebaran 2025," katanya dikutip dari Antara, Kamis (27/2/2025).

Ia mengungkapkan, pemindahan maskapai nasional itu dilakukan berdasarkan perintah dari regulator untuk melakukan re-balancing terhadap maskapai di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

"Dasarnya itu karena ada re-balancing di Bandara Soetta, yang mana kita ketahui bahwa Terminal 1 ini yang baru beroperasi itu di Terminal 1A, dan sekarang akan dioperasikan Terminal 1B," tuturnya.

Dia menyebut, proses revitalisasi Tetminal 1 Badara Soetta tersebut saat ini masih terus dilakukan penyelesaian. Dimana, saat ini tinggal di Terminal 1C masih dilakukan revitalisasi dan akan selesai pada Desember 2025 untuk segera dioperasikan.

Kendati demikian, pada akhir tahun atau awal tahun 2026, seluruh terminal di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang mampu beroperasi secara optimal dan dapat melayani para calon penumpang penerbangan.

"Sehingga nantinya untuk terminal 1, 2 dan 3 akan beroperasi semua. Dan layanan penumpang, serta penerbangan di Bandara Soetta berjalan optimal," kata dia.

Garuda Indonesia Kesulitan Beli Pesawat, Kenapa?

Garuda Indonesia
Ilustrasi maskapai penerbangan Garuda Indonesia saat berhenti di apron Bandara Adi Soemarmo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)... Selengkapnya

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menyatakan dukungannya terhadap rencana penambahan armada pesawat oleh maskapai pelat merah, Garuda Indonesia dan Citilink. Namun, ia juga mengakui tantangan besar dalam industri penerbangan global yang belum sepenuhnya pulih.

"Yang pasti kita support Garuda dan Citilink supaya bisa menambah jumlah pesawat. Tapi kondisi global, terutama produksi pesawat, masih sulit," ujar Arya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/12/2024).

Arya mengungkapkan bahwa saat ini hanya ada dua produsen pesawat global yang mendominasi pasar, yaitu Boeing dan Airbus. Kondisi ini membuat ketersediaan pesawat menjadi sangat terbatas.

"Sekarang mencari pesawat itu sulit, barangnya memang belum ada. Jadi, kita tunggu bagaimana perkembangan dari produsen global," jelasnya.

Garuda Indonesia sendiri berencana menambah 15-20 pesawat pada 2025. Arya menyebut bahwa Kementerian BUMN masih menunggu proposal resmi dari Garuda terkait sumber pendanaan dan strategi pembelian armada baru tersebut.

"Kita tunggu proposal dari Garuda. Ada banyak opsi yang bisa dipertimbangkan, dan tahun depan kita akan evaluasi lebih lanjut," tambah Arya.

Langkah Garuda Indonesia: Jajaki Produsen dan Penyedia Lessor

Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, sebelumnya mengungkapkan bahwa pihaknya tengah aktif menjalin komunikasi dengan produsen pesawat seperti Boeing dan Airbus, serta penyedia jasa sewa pesawat (lessor).

"Kami sedang engage dengan vendor-vendor seperti Airbus, Boeing, dan beberapa lessor untuk mendukung rencana penambahan pesawat," ujar Wamildan.

Selain itu, Garuda juga membuka peluang kerja sama dengan maskapai besar lainnya. Namun, Wamildan belum memberikan rincian terkait nilai investasi yang akan dikeluarkan untuk penambahan pesawar tersebut.

"Angka investasi masih jauh untuk dibicarakan saat ini. Semua akan kami evaluasi lebih lanjut sebelum diumumkan," tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya