Jokowi Akui Kerap Telepon Para Menteri Jam 3 Pagi

Spontanitas aksi Jokowi perlu dilakukan guna mencapai target pemerintah yang besar.

oleh Bawono Yadika diperbarui 14 Nov 2019, 14:07 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2019, 14:07 WIB
Jokowi Perkenalkan 12 Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju
Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Masifnya rencana pemerintah dalam membangun infrastruktur pada periode 5 tahun kemarin (2014-2019) menuntut koordinasi dan kerja keras tanpa libur.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bercerita sering kali menghubungi sejumlah menterinya pada dini hari, bahkan pukul 3 pagi.

"Kalau telepon malam ke (mereka) nggak pasti. Kadang jam 10 malam, jam setengah 2 atau setengah 3 pagi," tuturnya di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Dia melanjutkan, spontanitas aksi tersebut perlu dilakukan guna mencapai target pemerintah yang besar. Apalagi infrastrukrur merupakan fondasi utama bagi Indonesia untuk jadi negara maju.

"Kalau pas ditelepon mereka (menteri-menteri) nggak bangun maka saya telepon ajudannya. Ya memang harus diganggu," ujar dia.

Seirama, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan libur merupakan barang mewah yang terjadi di kabinet Jokowi.

"Wong beliau (Jokowi) saja jarang libur. Masa kita menteri-menterinya libur. Kita kalau libur 3 minggu malah bingung," tegasnya.

Jokowi Tegaskan Pemangkasan Eselon Tak Pengaruhi Pendapatan ASN

Jokowi Pimpin Sidang Kabinet
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Jokowi menegaskan, pemangkasan eselon tidak akan memengaruhi pendapatan para aparatur sipil negara (ASN). Jokowi menjelaskan bahwa pemangkasan eselon bertujuan mempercepat proses birokrasi di Indonesia.

"Tolong dijelaskan, kami tidak ingin memotong pendapatan, income, hanya ingin memotong kecepatan dalam memutuskan. Jangan dipelintir kemana-mana, tapi sekarang berkurang mempelintir," kata Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forkopimda di SICC Jawa Barat, Rabu (13/11/2019).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut bahwa selama ini dirinya melihat proses birokrasi di Indonesia yang ruwet. Bahkan, kata Jokowi, perputaran satu surat saja bisa memakan waktu hingga empat bulan.

"Eselon I, II, III, IV harus mulai kita lihat, dipangkas agar lebih sederhana organisasi sehingga tidak dari sini ke sini, ke sini naik ke sini," ucapnya.

"Empat bulan saya muter, saya pernah dong ngikutin surat dari mana muter-muter eselon IV (ke) III itu berapa meja. Gimana mau cepat kalau diteruskan," jelas Jokowi.

Mantan Walikota Solo itu pun menyayangkan hal tersebut. Untuk itu, Jokowi berharap pemangkasan eselon dapat mengefektifkan kerja pejabat serta menpercepat pengambilan keputusan.

"Tapi ini (pemangkasan eselon) hanya memotong struktural dan fungsional, tapi tidak memotong pendapatan," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno menjelaskan, jika langkah pemerintah melakukan perampingan eselon bertujuan untuk mengurangi rentang pengambilan keputusan sehingga pemerintah dapat bergerak dengan cepat.

Perampingan eselon dilontarkan Presiden Jokowi dalam pidato awal masa jabatan usai dilantik di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2019.

Dikatakan jika perampingan merupakan bagian penting dari upaya pemerintah untuk melaksanakan reformasi birokrasi.

"Sebetulnya ini bagian penting dari sebuah program strategis Presiden, yakni deregulasi dan debirokratisasi. Ini berkaitan dengan rentang pengambilan keputusan. Jadi bagaimana rentang pengambilan keputusan itu diperpendek," ujar Pratikno, seperti dikutip Jumat 8 November 2019.

Selama ini, tingkatan eselonyang cukup banyak sering kali menjadikan instruksi pimpinan harus terlebih dahulu melewati rantai birokrasi yang panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya